Bursa kerja: Axiata Cup 2013: Hari Pertama, Indonesia Sukses Taklukkan Vietnam

Bursa kerja: Axiata Cup 2013: Hari Pertama, Indonesia Sukses Taklukkan Vietnam


Axiata Cup 2013: Hari Pertama, Indonesia Sukses Taklukkan Vietnam

Posted: 21 Mar 2013 03:20 PM PDT

VIVAnews - Tunggal putri Indonesia, Aprilia Yuswandari menyempurnakan dominasi Indonesia setelah sukses menang straight set atas tunggal putri Vietnam, Vu Thi Trang, 25-23, 21-18. Pada hari pertama Axiata Cup 2013 yang digelar di DBL Arena Surabaya itu, Indonesia menang 4-0 atas Vietnam.

Di set pertama, deuce sampai 6 kali terjadi. Susul menyusul skor antara kedua pebulutangkis terjadi sejak awal pertandingan. Thi Trang bahkan beberapa kali mengembalikan shuttlecock sulit yang dilepaskan Aprilia. Adu stamina dengan reli-reli panjang mewarnai set pertama. Beruntung, Aprilia  sukses memenangkan set pertama setelah pengembalian Thi Trang gagal melewati net di deuce ke-4.

Di set kedua, permain ulet Thi Trang kembali menyulitkan Aprilia. Namun, pemain asal Yogyakarta ini berhasil mempertahankan keunggulan sebelum akhirnya menutup set kedua, 21-18. "Dia sejak awal memang ulet, walaupun main di Indonesia tapi tetap main bagus," ujar Aprilla usai pertandingan.

Sebaliknya, Vu Thi Trang mengaku telah memberikan yang terbaik di pertandingan itu. "Saya sudah berusaha maksimal, tapi, pemain Indonesia itu memang kemampuannya mungkin di atas saya," ujarnya.

Sebelumnya, poin pertama Indonesia dihasilkan lewat kemenangan ganda campuran Ricky Karanda Suwardi/Bellaetrix Manuputty atas Duong Bao Duc/Thai Thi Horg Gan, 21-12, 21-13.

Sementara Simon berhasil menang dua set dari Nguyen Hoang Nam 21-14, 21-10. Kemudian disusul ganda putra M. Ulinnuha/Ricky Suwardi yang tanpa kesulitan menyudahi perlawanan Bao Minh/Nguyen Khang, 21-14, 21-14.

Indonesia selanjutnya akan menghadapi Singapura yang di pertandingan pertama juga sukses menang 3-1 atas Eropa All Star. Bagi Indonesia, ajang ini menjadi pemanasan sebelum Sudirman Cup.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

Daya Pikat Dapur Cokelat

Posted: 21 Mar 2013 03:10 PM PDT

Ermey Triniaty  

VIVAlife--Sejak kecil Ermey Trisniaty, atau akrab disapa Eyi, jatuh cinta pada cokelat.  Saking obsesifnya, dia kerap menyimpan cokelat di bawah bantal. Entah dalam bentuk permen atau kue.  Dia tak bisa tidur sebelum makan cokelat. "Zaman dulu kan, cokelat-cokelat itu sudah enak sekali," ujarnya. 

Sejarah cokelat sendiri baginya adalah sebuah eksotika. Dulu cokelat adalah barang mahal, dan hanya dinikmati para bangsawan sebagai minuman, hingga ditemukan formula cokelat padat.  Zaman dulu, biji kakao bahkan pernah dipakai sebagai pengganti mata uang. Seekor ayam kalkun, misalnya, dihargai seratus biji kakao. 

Tapi kini cokelat lebih mudah didapatkan, dan menjadi santapan enak bagi siapa saja.

Eyi tak mau sekadar menjadi gadis penyantap cokelat. Dia juga gemar mengolah cokelat, selain membantu ibunya memasak. Hobi itu kelak ditekuninya serius. Dia belajar ilmu pariwisata di Bandung National Hotel Institute, yang sekarang bernama BPLP (Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata Bandung ). Di sana lah, jurusnya mengolah cokelat, jadi bertambah hebat.

Cokelat pertama  "produksi" Eyi adalah saat dia iseng membuat praline di kosnya sewaktu sekolah di Bandung itu. Bermodal Rp 10.000 untuk membeli bahan baku, dan memasak cokelat dengan kompor kecil di dapur kos. Cokelat olahan itu ternyata digemari banyak rekannya. Itu adalah momen penting baginya yang kelak membuat dia yakin cokelat bisa jadi masa depannya.

Mitos gemuk

Kelar kuliah di Bandung pada 1994, Eyi lalu sekolah di  jurusan agrobisnis di Institut Pertanian Bogor. Tak ingin merepotkan orang tuanya, Eyi lalu berusaha mencari uang sendiri sambil kuliah.

Suatu kali dia diberi uang oleh ayahnya Rp 200 ribu untuk membeli telepon seluler. Tapi, duit itu malah dipakainya untuk modal bisnis makanan cokelat. Rupanya hoki-nya sudah mulai terlihat. Dalam sepekan saja dia untung dua kali lipat. Modal dari ayahnya dikembalikan, dan Eyi pun memutuskan tancap gas berbisnis cokelat. Bangku kuliah pun dia tinggalkan.

Awalnya, dia memulai bisnis makanan cokelat di rumah. Dia belum berani membuka gerai. Soalnya, ada anggapan umum bahwa cokelat membuat gemuk. Atau memicu jerawat di wajah. Itu membuat dia agak cemas gerainya tak laku. "Padahal itu cuma mitos," ujar Eyi. Cokelat sebetulnya bermanfaat untuk kesehatan.

Dia punya pengalaman gagal saat buka kedainya. Pada 2001, gerai cokelat pertama miliknya di Kebayoran Baru itu sepi pengunjung. Lebih dari tiga bulan laba tak bisa dia raih. Orang masih enggan makan cokelat, karena mitos penyebab gemuk itu. Dengan sabar, dia coba menjelaskan kebaikan cokelat ke konsumen.

"Misalnya ada kandungan cokelat yang dapat meningkatkan kadar endorfin saat dimakan. Hal ini dapat mengubah suasana hati kita, dan baik untuk kesehatan jantung," ujarnya kepada VIVAlife.

Mengubah mind-set konsumen memang tak gampang. Eny melakukannya dengan sabar. Di kedainya, dia menyediakan beragam buku tentang manfaat cokelat.

Ide dapur

Saat membuka gerai pertama itu, dan pengunjungnya sepi, dia berpikir keras apa kiatnya untuk memikat konsumen.  Bagi Eyi, gerai itu adalah tempat dia menguji misi dan visinya tentang cokelat. Artinya, untuk membuat tempat menarik, butuh duit tak sedikit.

Tapi Eyi tak kehabisan akal. Gerai di Kebayoran Baru pun dipermak. "Saya memboyong semua barang bekas dari rumah untuk hiasan di outlet. Mulai dari panci bolong, oven tua, dan barang dapur lain yang sudah tak terpakai," ujarnya. Eyi lalu membuat kitchen set dengan barang seadanya.

Dari sinilah nama Dapur Cokelat muncul. Ada kesan kitchen set itu membuat toko coklat seperti dapur yang ditaruh di pekarangan depan rumah.

Dia juga menjaga mutu rasa cokelat olahan kedainya itu. Bahan bakunya dicari dari bahan terbaik. Dia tak mau kompromi soal kualitas rasa. Menurutnya, daripada harus memotong budget buat bahan baku terbaik, ia memilih memangkas dana dekorasi gerai itu.

Membuat gerai menarik dan rasa coklat yang top, membuat bisnis Eyi berkembang cepat. Kini, ia punya 12 gerai cokelat yang tersebar hingga luar Jakarta, dengan sekitar 300 pegawai.  Nama Dapur Cokelat pun kain dikenal orang.

Di usianya yang ke 37, istri dari Okky Dewanto itu berhasil meraup laba hingga Rp 500 juta per bulannya. Dalam sebulan ia bisa menghabiskan 3 ton  cokelat untuk memenuhi kebutuhan 12 gerainya.

Murah dan asyik

Andalan Dapur Cokelat adalah praline.  Bentuknya unik, dan isinya beragam. Penjualan cokelat jenis juga berbeda dengan cokelat lainnya, yaitu dengan cara ditimbang. Anda bisa membeli per ons, dengan  harga Rp 37.500 di gerai milik Eyi. Dalam satu timbangan, boleh dicampur jenis dan rasa yang berbeda.

praline

Kalau jenis kue, yang paling favorit adalah Two Seasons. Rasa cokelat yang kental membuat kue ini bisa memeriahkan perayaan apapun, baik ulang tahun atau hari raya. Meskipun bahan baku utama produknya adalah cokelat, Eyi rajin berinovasi agar pelanggan tak bosan.

Produk  Dapur Cokelat lumayan laris, karena selain rasanya yang asyik, harganya juga tak mencekik kantong.  Para pembelinya dari beragam usia, dan juga kelas sosial. Ada anak sekolah sampai orang tua, yang ramai berkunjung selepas jam satu siang.  "Paling banyak dicari saat Hari Valentine. Biasanya yang datang adalah anak –anak remaja," ujarnya.

Agar standar mutu bisa dicapai, Eyi mendirikan satu pusat dapur di kawasan Serpong. Dari  tungku api di dapur pusat itulah aneka kue, praline, miniatur cokelat hingga permen cokelat lollipop diolah.  Dari sana baru menyebar ke pelbagai gerai Dapur Cokelat.

Sebuah "dapur" terbuka yang menggoda Anda untuk mencicipi cokelat. (eh)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

Alasan Pelatih Simpan Rapat Skuad Indonesia Lawan Arab Saudi

Posted: 21 Mar 2013 03:04 PM PDT

"Kalau ada bocoran itu pasti kacau," kata Jacksen.

Rahmad Darmawan dan Jacksen F Tiago (VIVAnews/Fernando Randy)

VIVAbola – Pelatih Timnas Indonesia, Jacksen F Thiago belum bersedia memberikan keterangan mengenai 23 nama pemain yang bakal memperkuat Indonesia menghadapi Arab Saudi di laga lanjutan Pra Piala Asia 2015 grup C. Untuk saat ini, Jacksen masih fokus menggelar latihan di sisa waktu yang ada.

Pelatih Merah Putih, Rahmad Darmawan dan Jacksen kompak merahasikan pemain yang akan dibawa saat menghadapi Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Sabtu 23 Maret 2013. Menurut Jacksen, saat ini staff pelatih masih mencari susunan 23 pemain yang tepat guna menghadapi kekuatan The Green Falcons.

"Kami berdua sudah sepakat, kalau ada bocoran itu pasti kacau. Sesuatu yang bocor itu sudah pasti tidak bagus dan harus kami hindari," kata Jacksen setelah mendampingi timnas latihan di Lapangan Sutasoma 77, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

Pelatih yang kini juga masih menangani Persipura Jayapura itu tidak ingin berspekulasi lebih mengenai penunjukan kapten dalam tim, "Untuk saat ini, kami konsentrasi dalam latihan. Kami tidak berbicara mengenai kapten sekarang. Konsentrasi kami kepada permainan terlebih dahulu," sambung pelatih asal Brasil itu.

Mencermati rekor buruk Arab Saudi, mantan pemain Persebaya Surabaya itu optimis Indonesia bisa memberikan perlawanan ketat di hadapan Arab Saudi.  Mengenai peluang Indonesia meraih poin, Jacksen menambahkan kesempatan itu terbuka lebar.

"Pertandingan akan dimulai dengan skor 0-0. Peluang kami 50-50. Lawan Arab Saudi nanti, semoga kami bisa menjadi bagian sejarah yang lain. Harapan kami seperti itu, bisa memutus rekor buruk melawan Arab Saudi," tegasnya.


• VIVAbola   |   Share :  

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

Bursa kerja: Axiata Cup 2013: Hari Pertama, Indonesia Sukses Taklukkan Vietnam cari kerja