Bursa kerja: 2 "Senjata Ampuh" Bayu Gatra Usir Jenuh Saat TC Timnas U-23

Bursa kerja: 2 "Senjata Ampuh" Bayu Gatra Usir Jenuh Saat TC Timnas U-23


2 "Senjata Ampuh" Bayu Gatra Usir Jenuh Saat TC Timnas U-23

Posted: 20 Nov 2013 03:12 PM PST

Tablet dan televisi adalah 'teman akrabnya' saat ini.

Klub

Pemain Bintang

Berita Terkait

Bayu Gatra (tengah) (VIVAnews/Fernando Randy)

VIVAbola - Beragam cara dilakukan para pemain Timnas U-23 untuk mengusir kejenuhan selama berlatih jelang turnamen mini cup 21-24 November 2013 dan SEA Games 2013.

Pemain sayap lincah milik Persisam Putra Samarinda, Bayu Gatra ternyata lebih suka bermain di game melalui tablet dan menonton film. Cara itu menurutnya lebih ampuh untuk mengembalikan tenaga dibanding keluar jalan-jalan ke mall.

"Saya lebih suka main games dari tablet. Saya suka bermain DragonVale dari tablet. Permainan ini melatih strategi untuk mendapatkan banyak poin," ujar Bayu saat ditemui di Kamar Hotel Sultan, Rabu 20 November 2013 malam.

Meski hobi bermain game untuk melepas penat saat latihan, Bayu mengatakan bukan seorang maniak game. "Paling jam 11 malam, saya sudah tidur," kata dia.

Selain bermain game, Bayu sendiri punya hobi lain yakni menonton televisi. "Sambil telepon-teleponan sama pacar," seloroh pemain PON Kalimantan Timur tersebut.

Di samping itu, untuk mengusir penat selama latihan, saat malam tiba Bayu menyempatkan diri memilih jersey-jersey yang dijajakan seorang perantara bernama Ilham yang datang ke kamar.

"Ini juga menjadi cara untuk menghilangkan kejenuhan. Saya suka saja dengan jersey-jersey luar negeri. Jumlah jersey saya sudah mencapai puluhan," ujar pemain asal Jember tersebut.

Bayu sendiri tidak menyangkal, berada dalam masa jenuh saat latihan. "Itu terasa saat tim menjalani pemusatan latihan di Yogyakarta. Tapi sekarang, rasa itu sudah tidak ada lagi karena kami ingin bertanding (di ajang turnamen mini)," sambung Bayu.

Meski menjalani padatnya latihan, Bayu mengaku tidak pernah menyentuh rokok, kehidupan malam dan alkohol. "Saya ini besar di pesantren. Tiga hal tersebut memang dilarang agama, bukan?," ujar Bayu.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Australia Mengimpor Komoditas Ini dari Indonesia

Posted: 20 Nov 2013 03:06 PM PST

VIVAnews - Saat ini hubungan Indonesia-Australia sedang memasuki masa sulit, menyusul kemarahan Pemerintah RI sebagai reaksi atas penyadapan yang diduga dilakukan Badan Intelijen Australia (DSD) terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat tinggi RI.

Sebelumnya, Presiden SBY berencana untuk mengirimkan surat resmi kepada Perdana Menteri Australia, Tony Abbot, Rabu malam, agar negara Kanguru itu segera memberikan penjelasan resmi kepada Indonesia.

Menurut SBY, sudah ada dugaan kuat di balik informasi penyadapan, baik yang dilakukan oleh Australia maupun Amerika Serikat. Karena alasan itu, menurut SBY, dia sebagai Presiden patut memberikan sikap atas penyadapan itu.

Selama ini, hubungan Indonesia dan Australia tidak hanya terkait dengan politik. Australia, negara tetangga yang dipisahkan oleh laut beberapa kilometer dari Tanah Air juga melakukan hubungan perdagangan.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, dari laporan Atase Perdagangan RI di Australia, mengenai perkembangan perdagangan kedua negara periode Januari-Maret 2013 disebutkan, total perdagangan Australia dengan Indonesia periode Januari-Maret 2013 mencapai US$1,96 miliar, atau turun 7,53 persen dibanding periode yang sama 2012 sebesar US$2,12 miliar.

Adapun total perdagangan tersebut terdiri atas ekspor Australia ke Indonesia sebesar US$587,11 juta atau turun 22,9 persen dibanding kuartal pertama 2012 yang tercatat US$761,59 juta.

Selain itu, impor Australia dari Indonesia sebesar US$1,37 miliar atau naik 1,07 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat US$1,36 miliar.

Dengan demikian pada periode Januari-Maret 2013 Australia mengalami defisit dalam neraca perdagangan luar negerinya dengan Indonesia sebesar US$788,9 juta.

Meskipun menyandang predikat sebagai negara maju, Australia masih membutuhkan impor beberapa komoditas dari Indonesia.

Australia diketahui mengimpor lima komoditas dari Indonesia. Namun, pada kuartal awal tahun ini, jumlah kelima komoditas yang diimpor Australia dari Indonesia itu turun dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu.

Impor komoditas emas Australia dari Indonesia hanya US$109,27 juta atau turun 47,66 persen dibandingkan periode yang sama pada 2012. Impor kayu Australia dari Indonesia juga turun 43,69 persen atau hanya US$26,37 juta.

Pada tiga bulan pertama tahun ini impor ban karet dari Indonesia melemah 18,39 persen menjadi US$26,04 juta.

Selanjutnya, impor furnitur periode Januari hingga Maret 2013 sebesar US$9,8 juta atau turun 0,79 persen. Terakhir, impor kayu panel dan sejenisnya dari Indonesia melemah 21,23 persen menjadi US$7,14 juta.

Per September 2013

Sementara itu, pada periode Januari-September 2013, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor nonmigas Indonesia ke Australia pada September mencapai US$236,4 juta atau sekitar Rp2,74 triliun. Angka ini meningkat dibanding bulan sebelumnya yang tercatat US$201,5 juta atau setara Rp2,34 triliun.

Sementara itu, selama periode Januari-September 2013, ekspor nonmigas RI ke negeri Kanguru itu sebesar US$2,02 miliar atau sekitar Rp23,57 triliun. Namun, nilai ekspor itu turun dibanding periode sama 2012 yang tercatat US$2,45 miliar atau setara Rp28,5 triliun.

Ekspor ke Australia selama Januari-September 2013 itu mengontribusi sekitar 1,84 persen dari total ekspor nonmigas RI ke sejumlah negara.

Meski demikian, bila dibanding impor nonmigas dari Australia, nilai ekspor RI masih kalah. Pada Agustus 2013, nilai impor nonmigas dari negeri Kanguru mencapai US$315,3 juta atau sekitar Rp3,66 triliun.

Nilai impor itu pun kembali meningkat pada September yang tercatat US$373,4 juta atau setara Rp4,33 triliun. Sementara itu, selama periode Januari-September 2012, nilai impor nonmigas sebesar US$3,75 miliar, sebelum turun menjadi US$3,52 miliar pada Januari-September 2013.

Kontribusi dari Australia itu mencapai 3,3 persen dari total impor nonmigas RI dari sejumlah negara di dunia. Nilai impor Januari-September 2013 itu setara Rp40,8 triliun.

Berdasarkan data ekspor dan impor nonmigas kedua negara itu, Indonesia masih mencatat defisit Rp17,3 triliun selama periode Januari-September 2013. Sementara itu, untuk September 2013, perdagangan RI dan Australia juga defisit bagi Indonesia sebesar Rp1,59 triliun. (art)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Sepakbola Papua Nugini di Tengah Hagemoni Rugby

Posted: 20 Nov 2013 02:55 PM PST

Digemari masyarakat, namun pemerintah lebih mendukung rugby.

Berita Terkait

Timnas Papua Nugini (wikipedia)

VIVAbola - Tidak seperti kebanyakan negara di belahan dunia yang menjadikan sepakbola sebagai olahraga populer, masyarakat Papua Nugini justru menjadikan rugby sebagai olahraga favorit.

Rugby masuk ke Papua Nugini pada 1930. Olahraga yang mengandalkan kekuatan tangan itu diperkenalkan tentara Australia. Rugby semakin populer setelah perang dunia ke-2. Liga rugby di Papua Nugini telah bergulir pada 1949. Jadi, tidak heran bila rugby lebih 'mengakar' di Papua Nugini.

Sementara federasi sepakbola Papua Nugini sendiri baru berdiri pada 1962. Baru kemudian, pada 1963, Papua Nugini bergabung sebagai anggota FIFA. Tiga tahun setelahnya, Papua Nugini menjadi penggagas zona Oseania bersama Fiji, Selandia Baru dan Australia. Namun perkembangan sepakbola Papua Nugini jalan ditempat.

Papua Nugini sendiri baru menjalani pertandingan kompetitif pertama pada 26 Februari  1980 di ajang Piala Oseania. Melihat catatan pertandingan, Papua Nugini baru menjalani pertandingan yang relatif sedikit.  Sebagai contoh, antara tahun 2004 sampai 2011, timnas mereka hanya bermain di satu pertandingan.

Pada 2009, Wakil Presiden FIFA, Jack Warner turun tangan meminta bantuan Selandia Baru untuk membantu sepakbola Papua Nugini. Sejak saat itu, sepakbola Papua Nugini terus berbenah. Pada 2011, Papua Nugini sempat meraih kemenangan dengan skor besar 17-0 saat menghadapi Kiribati di ajang Piala Pasifik.

Manager sepakbola Tim Papua Nugini, David John Brand mengakui perkembangan sepakbola di Papua Nugini terhitung lambat tidak seperti di Indonesia. Menurut Brand, kualitas lapangan di Indonesia jauh lebih baik dari Papua Nugini. Pertama kali menjejakkan kaki di Indonesia, Brand cukup terkesan dengan perkembangan sepakbola di sini. Terutama fasilitas stadion yang jauh lebih memadai.

"Kualitas lapangan C jauh lebih bagus dari yang ada di Papua Nugini. Di Indonesia lapangan latihan memiliki lampu stadion. Di Papua Nugini, banyak lapangan memiliki lampu," kata Brand saat berbincang dengan VIVAbola.

"Jadi seringkali banyak pertandingan di Liga lokal tidak dimainkan pada malam hari karena keterbatasan lampu stadion," sambung Brand.

Brand sendiri mengungkapkan, sebenarnya, Papua Nugini tidak kekurangan talenta dalam sepakbola. Namun, minimnya perhatian pemerintah setempat membuat talenta sepakbola tidak mampu berkembang optimal. Berbanding terbalik dengan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua di mana banyak talenta tersembunyi.

Brand juga mengakui, minimnya dukungan pemerintah menjadi alasan utama, sepakbola Papua Nugini belum bisa berkembang. "Sepakbola memang digemari oleh masyarakat, namun media dan pemerintah lebih mendukung rugby," sambung pria berkebangsaan Inggris tersebut.

Pria tambun tersebut pun mengakui, biaya operasional untuk memberangkatkan tim bertanding dengan tim dari kawasan Oseania sangat mahal. Karena tim harus terbang untuk menyambangi setiap negara di Oseania yang berbentuk kepulauan kecil.

"Perkembangan sepakbola di Papua Nugini sangat lambat. Untuk melakukan pertandingan dengan negara Oseania saja sangat mahal, karena kami harus terbang ke berbagai negara di Oseania yang berbentuk kepulauan. Selain mahal, perjalanan juga memakan waktu panjang," papar Brand.

Sementara itu, pelatih Timnas U-23 Papua Nugini, Bob Morris mengatakan target jangka panjang Papua Nugini saat ini adalah mempersiapkan skuad untuk tampil di Piala Pasifik pada 2015 mendatang. "22 Pemain yang kami ke Indonesia untuk mengikuti turnamen mini di Jakarta akan kami persiapan ke Piala Pasifik tahun depan, itu menjadi target utama kami."

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Bursa kerja: 2 "Senjata Ampuh" Bayu Gatra Usir Jenuh Saat TC Timnas U-23 cari kerja