Bursa kerja: Anas: Penggeseran Saan dan Pasek Sulit Dipahami |
- Anas: Penggeseran Saan dan Pasek Sulit Dipahami
- Upaya "Menyelamatkan" Kembali Eks Bank Century
- Daftar CEO Terburuk Sepanjang 2013
Anas: Penggeseran Saan dan Pasek Sulit Dipahami Posted: 19 Dec 2013 03:26 PM PST VIVAnews - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyoroti penggeseran Saan Mustopa dan Gede Pasek Suardika dari Komisi III DPR. Anas melihat penggantinya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berada di belakang keputusan tersebut. "Rotasi ini mudah dikaitkan dengan kegalauan Pak SBY terhadap makin merosotnya tingkat kepuasan publik kepada pemerintah dan tingkat elektabilitas Demokrat," kata Anas kepada VIVAnews. Pada prinsipnya, Anas tidak keberatan apabila dua koleganya itu digeser karena rotasi adalah hal yang biasa saja. Namun, ia berpendapat keputusan itu seharusnya didasarkan pada kinerja mereka. "Tetapi dalam rotasi Saan dan Pasek sukar dipahami jika dikaitkan dengan kinerja di Komisi III dan upaya peningkatan kinerja di komisi yang baru," ujarnya. Meski demikian, Anas tidak dapat mempengaruhi keputusan petinggi Partai Demokrat tersebut. Dia hanya mempersilahkan publik untuk mengkritisinya. Seperti diberitakan, Partai Demokrat mendepak dua anggota Fraksi Partai Demokrat yang juga dikenal sebagai loyalis Anas, Saan Mustopa dan Gede Pasek Suardika dari Komisi III DPR. Komisi itu dikenal seksi karena membawahi bidang hukum dan bermitra dengan KPK, Kepolisian, Kejaksaan Agung dan lembaga penegak hukum lainnya. Pasek mengaku sudah mendapat informasi bahwa keputusan Demokrat merotasinya bersama Saan adalah upaya untuk membersihkan loyalis-loyalis Anas. Menurut Pasek, informasi yang menyebut adanya gerakan pembersihan loyalis Anas ini sudah santer terdengar setelah kongres luar biasa Partai Demokrat di Bali beberapa waktu lalu. "Ada yang gerah dengan sikap hukum saya yang tegak lurus," ujar Pasek. Fraksi Demokrat kemudian menunjuk Venna Melinda duduk di Komisi III Bidang Hukum DPR, untuk menggantikan Pasek yang digeser ke Komisi IX. Meski tak punya pengalaman soal hukum, Venna mengatakan ia harus siap ditempatkan di manapun oleh fraksinya. Ia pun berjanji akan mengejar ketertinggalannya di Komisi III. This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
Upaya "Menyelamatkan" Kembali Eks Bank Century Posted: 19 Dec 2013 03:08 PM PST VIVAnews - Tak ada aktivitas mencolok di kantor cabang PT Bank Mutiara Tbk, kawasan Sudirman, Jakarta. Pelayanan petugas bank kepada nasabah pun berjalan normal. Kamis pagi, 19 Desember 2013, nasabah yang berkunjung tak terlalu ramai. Teller pun tidak terlihat sibuk. "Normalnya memang begini. Biasanya ramai kalau lagi ada pembayaran listrik dan telepon," ujar Sopyan, petugas keamanan bank kepada VIVAnews. Bank Mutiara adalah nama baru PT Bank Century Tbk yang diambil alih Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berdasarkan keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) No. 04/KSSK.03/2008 pada tanggal 21 November 2008. Upaya pengambilalihan itu diklaim sebagai langkah penyelamatan kesehatan ekonomi nasional, setelah Bank Century memperoleh penyertaan modal sementara sebesar Rp6,7 triliun. Rebranding pun dilakukan sekitar setahun kemudian, pada 3 Oktober 2009. SK Gubernur BI No. 11/47/KEP.GBI/2009 tertanggal 16 September 2009, menjadi awal manajemen dalam mengembangkan kembali Bank Mutiara. Kini, setelah lima tahun dari pengambilalihan itu, alih-alih menjualnya sesuai aturan, Lembaga Penjamin Simpanan malah meminta tambahan modal bagi Bank Mutiara. Tambahan modal diperlukan, karena rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank dikabarkan di bawah ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8 persen. "Informasi yang saya dengar, BI memerintahkan LPS sebagai pemegang saham Bank Mutiara untuk menambah modal," kata Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Azis, kepada VIVAnews di Jakarta, Rabu malam, 18 Desember 2013. Menurut Harry, BI meminta LPS menambah modal Bank Mutiara, sehingga CAR mencapai 14 persen. Untuk memenuhi CAR tersebut, tambahan modal yang diperlukan sekitar Rp1,5 triliun. Jika hanya memenuhi CAR minimum 8 persen, modal yang diperlukan sekitar Rp800 miliar. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 14/18/PBI/2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, seluruh bank yang beroperasi di Indonesia harus memenuhi ketentuan Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP), yang besarnya bervariasi antara bank satu dan lainnya. Peraturan itu menyebutkan, bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko. Untuk profil risiko peringkat 1, rasio kecukupan modal minimal 8 persen. Sementara itu, profil risiko peringkat 2 minimal 9 persen hingga kurang dari 10 persen. Untuk, profil risiko peringkat 3, CAR minimal 10 persen hingga kurang dari 11 persen. Selanjutnya, profil risiko peringkat 4 dan 5, CAR minimal 11-14 persen. Berdasarkan situs Bank Mutiara, posisi CAR Bank Mutiara per Juni 2013 tercatat 11 persen. Sementara itu, total aset Rp16 triliun, dengan dana pihak ketiga Rp14,1 triliun. Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, mengaku, BI telah mengirimkan surat kepada Lembaga Penjamin Simpanan terkait penambahan modal Bank Mutiara itu. Di Kantor Presiden, Kamis 19 Desember 2013, Agus mengungkapkan, surat tersebut meminta LPS untuk menambahkan modal bagi Bank Mutiara. "Kami juga berkomunikasi bahwa LPS perlu menambah modal sesuai dengan kewenangannya," ungkap dia. Dia berharap, LPS segera memenuhi permintaan penambahan modal untuk meningkatkan CAR Bank Mutiara tersebut, sehingga dapat beroperasi dengan baik. "Yang bisa saya sampaikan adalah kami mengawasi perbankan dengan baik. Secara umum, perbankan kita baik," tuturnya. Mantan direktur utama PT Bank Mandiri Tbk itu menegaskan, penambahan modal untuk mendongkrak CAR bukan upaya penyelamatan. Namun, merupakan prosedur yang harus ditaati perbankan. Dalam kesempatan berbeda, Menteri Keuangan, M Chatib Basri, mengungkapkan, hingga saat ini, pemerintah belum menerima permintaan penambahan modal tersebut. Bahkan, dalam rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK), persoalan tersebut belum dibahas. "Itu tidak dibahas di FKSSK, kami bahas yang reguler saja. Karena, ini harus tanya ke LPS," ujar dia. Dia menjelaskan, penambahan modal tersebut tidak dibahas, karena dampaknya saat ini tidak sistemik seperti pada krisis ekonomi 2008. "Kalau 2008 itu efeknya lain," tuturnya. "Konsultasi" ke DPR Diduga terkait rencana penambahan modal itu, LPS kemudian mengirimkan surat kepada Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat. Surat yang diterima pada tanggal 13 Desember 2013 itu menyebutkan keinginan LPS untuk rapat konsultasi. Namun, dalam surat yang dikirimkan tersebut tidak dijelaskan materi yang akan dikonsultasikan. "Suratnya sifatnya umum. Saya baru baca dua hari lalu," ujarnya kepada VIVAnews. Karena tidak mengenal rapat konsultasi, Komisi DPR yang membidangi keuangan dan perbankan itu kemudian menyarankan LPS agar mengirimkan surat kepada pimpinan DPR. Dalam surat tersebut, LPS diharapkan menjelaskan materi apa yang akan dibahas. "Selanjutnya, kami akan menunggu arahan pimpinan DPR. Apakah materi yang diajukan LPS itu perlu dikaji atau tidak," ujarnya. Sementara itu, anggota Tim Pengawas Century, Hendrawan Supratikno, mempertanyakan alasan Bank Mutiara membutuhkan dana Rp1,5 triliun untuk memenuhi syarat rasio kecukupan modal. Sebab, menurut dia, selama ini Bank Mutiara selalu dikatakan sebagai bank sehat. "Laporan keuangannya selalu dikatakan baik, sudah menunjukkan kinerja luar biasa. Kalau begini, berarti ada yang belum clear di sini," kata Hendrawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 19 Desember 2013. Hendrawan berharap, Bank Mutiara segera dijual. Komisi XI DPR pun diharapkan tidak menyetujui permintaan tambahan modal bank itu. Pendapat senada diungkapkan anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Demokrat, Achsanul Kosasih. Dia menilai, permintaan suntikan dana bagi eks Bank Century itu dikhawatirkan digunakan pihak tertentu untuk menguasai bank tersebut. "Menurut saya, kenapa Bank Mutiara butuh modal Rp1,5 triliun di saat sekarang," ujar dia. Sebab, Achsanul menjelaskan, Bank Mutiara secara likuiditas tidak ada masalah. Hanya ada sejumlah debitor yang macet. Butuh CAR 14 Persen Menyikapi rencana pemegang saham untuk menambah modal itu, Sekretaris Perusahaan Bank Mutiara, Rohan Hafas, dalam keterangan tertulis kepada VIVAnews, menyatakan bahwa semua bank wajib mematuhi Peraturan BI No.14/18/PBI/2012 mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bank umum. Seluruh bank yang beroperasi di Indonesia harus memenuhi ketentuan Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP) yang besarnya bervariasi antara bank satu dan lainnya. "Sebagai bank yang beroperasi di Indonesia, Bank Mutiara tentu harus memenuhi seluruh peraturan BI yang berlaku, termasuk ketentuan mengenai ICAAP, yang mengatur CAR hingga 14 persen," ujar Rohan. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Rohan, LPS sebagai pemegang saham Bank Mutiara diwajibkan untuk melakukan penanganan terhadap bank dengan jalan menyetor biaya penanganan, hingga bank tersebut memenuhi ketentuan yang berlaku mengenai tingkat kesehatan bank (pasal 33 ayat (1) UU LPS). "Jadi, sebagai bank yang terus meningkatkan kinerjanya, Bank Mutiara terus membutuhkan pertambahan modal sesuai tingkat pertumbuhannya," tuturnya. Namun, hingga kini, Sekretaris Perusahaan LPS, Samsu Adi Nugroho, belum dapat dikonfirmasi terkait permintaan tambahan modal itu. Pesan layanan singkat yang dikirimkan VIVAnews belum berbalas. Sebelumnya, Kepala Eksekutif LPS saat itu, Mirza Adityaswara, --kini Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia-- pernah mengatakan, pada 2014, Bank Mutiara akan dilepas di bawah harga penyelamatan, atau mengacu pada harga pasar. Selama beberapa tahun terakhir, Bank Mutiara selalu gagal dijual. Tahun ini merupakan tahun terakhir penawaran Bank Mutiara sesuai dengan penyertaan modal sementara sebesar Rp6,7 triliun. Program penjualan Bank Mutiara telah dilaksanakan pada 2011, 2012, dan awal 2013. Upaya itu untuk memenuhi ketentuan Pasal 42 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Terakhir, LPS mengumumkan kembali rencana penjualan seluruh saham Bank Mutiara pada pertengahan tahun ini. Saat itu, saham bank ditawarkan melalui penjualan strategis kepada calon investor yang memenuhi kriteria. (umi) This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
Daftar CEO Terburuk Sepanjang 2013 Posted: 19 Dec 2013 03:07 PM PST VIVAnews - Majalah ekonomi Forbes, baru-baru ini merilis daftar chief executive officer (CEO) yang membuat kesalahan paling mengerikan sepanjang 2013. Dikutip dari laman Forbes, Kamis 19 Desember 2013, kesalahan fatal yang dilakukan CEO ini seperti berbagai perilaku yang menyebabkan harga saham perusahaan turun drastis, membawa kisruh perusahaan, atau memboikot produk yang dihasilkan perusahaan itu. Metode yang digunakan yakni berkonsultasi dengan beberapa rekan Forbes, CEO, dan pengamat. Berikut adalah daftar 10 CEO terburuk sepanjang tahun ini. 1. Eike Batista, Chairman dan CEO EBX Group. Puluhan miliar uang milik pemegang saham lenyap. Nama-nama perusahaan milik Batista selalu diakhiri dengan huruf "X". Semula, hal itu menunjukkan bahwa dia mampu melipatgandakan modal para pemegang saham, namun yang terjadi justru sebaliknya. OGX, perusahaan minyak, dinyatakan bangkrut pada Oktober setelah gagal memproduksi 10,8 miliar barel seperti yang sudah dijanjikan oleh Batista. Sepekan kemudian, OSX, perusahaan pembuat kapal, yang bergantung pada OGX juga dinyatakan bangkrut. OGX dan OSX memiliki utang lebih besar dari aset yang dimilikinya. Harga saham kedua perusahaan itu pun anjlok 95 persen dalam satu tahun. Dalam waktu satu tahun, Batista juga kehilangan kekayaan pribadinya sebesar US$30 miliar dan sekarang berkurang lagi US$400 juta. 2. Ronald Johnson, Eks CEO J.C Penney yang dipaksa mengundurkan diri pada April. Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai kepala Bisnis Retail Apple dan eksekutif di Target. Johnson juga telah gagal menyehatkan department store yang hampir bangkrut. Dia gagal menerapkan perubahan sebelum diterapkan. Johnson mengakuisisi department store kelas atas, kemudian menghilangkan diskon dan promosi serta memperkenalkan logo baru dan kampanye iklan. Namun, pelanggan menolak keras perubahan itu. Harga saham perusahaan itu langsung anjlok dari US$42 per saham menjadi US$14 per saham saat dia mengundurkan diri dari perusahaan itu. 3. Eddie Lampert, Chairman dan CEO Sears Holdings. Lampert adalah Manager Hedge Fund yang mengakuisisi Kmart, perusahaan yang hampir bangkrut pada 2003. Dia juga mengakuisisi Sears dan menggabungkan kedua perusahaan itu pada 2005 menjadi Sears Holdings. Dia menjadi CEO di perusahaan itu pada Februari. Lampert berinvestasi di bidang teknologi dan tenaga kerja. Namun, dia gagal berinvestasi di toko-toko dan membangun jaringan pemasaran. Penjualan terus turun dan perusahaan merugi hingga US$800 juta. Perusahaan juga menanggung utang US$7 miliar, dan baru-baru ini menambah utangnya lagi US$600 juta. 4. Thorsten Heins, Eks CEO BlackBerry yang dipaksa mengundurkan diri pada November. Perusahaan sebelumnya bernama Research in Motion, empat tahun lalu BlackBerry menguasai hampir setengah dari pasar smartphone. Heins bergabung dan tidak melakukan perubahan drastis bagi perusahaan. Menggunakan dua perangkat teknologi baru, BlackBerry memperkenalkan BlackBerry 10, namun penjualannya justru anjlok. Konsumen mengkritik BlackBerry menggunakan teknologi dua tahun lalu. Perusahaan pun merugi US$1 miliar pada musim panas lalu dan memutus hubungan kerja ribuan karyawan. Kemudian, tersebar isu Fairfax Holdings, perusahaan asuransi asal Toronto yang akan mengakuisisi BalckBerry senilai US$4,7 miliar. Harga saham BlackBerry langsung anjlok 60 persen. 5. Steve Ballmer, CEO Microsoft yang telah keluar. Sejak mengambil alih jabatan CEO dari Bill Gates pada 2000, Ballmer dinilai terlalu meremehkan pergeseran dari PC ke smartphone dan tablet. Microsoft kemudian kehilangan kesempatan untuk memperkenalkan music player, gagal bersaing dengan Google, dan gagal memanfaatkan pasar negara berkembang yang sedang bertumbuh pesat seperti China, India, Rusia, dan Brasil. Saat Ballmer masih menjabat sebagai CEO, saham Microsoft turun 36 persen. Tetapi, tahun ini saham Microsoft mulai menguat kembali. 6. Guido Barilla, Chairman Barilla. Dalam sebuah wawancara di radio Italia, chairman generasi ke-4 Barilla, produsen pasta terbesar di dunia, membuat pernyataan yang kontroversial. Barilla memproklamirkan keyakinan homofobiknya dengan berujar tidak akan ada gay dalam iklan pastanya, karena dia mendukung pernikahan kolot, yakni wanita memegang peran kunci. Barilla makin menyinggung kaum gay dengan mengatakan mereka makan pasta merek lain saja. Hujatan terhadap pernyataannya itu semakin meluas, sehingga Barilla terpaksa meminta maaf. Tetapi, permintaan maaf itu dinilai tidak tulus dan kaum gay semakin gencar memboikot pasta produksinya. Beberapa organisasi gay yang memboikot produk Barilla di antaranya Equality Italia dan Gay & Lesbian Alliance Against Defamation (GLAAD). 7. Robert Benmosche, CEO AIG, perusahaan asuransi raksasa Amerika. Benmosche mengambil keputusan kontroversial yang menyetujui US$450 juta untuk bonus karyawan AIG. Namun, pada krisis ekonomi 2008, AIG yang sempat menjadi perusahaan asuransi terbesar di dunia, berutang US$173 miliar dana talangan yang dikucurkan pemerintah Barack Obama. Benmosche dalam sebuah wawancara di Wall St. Journal pada September membuat pernyataan kontroversial terkait kritik pemberian bonus yang dilakukannya, di tengah krisis keuangan perusahaan asuransi itu. Dia diibaratkan sama buruknya dengan hukuman mati bagi kulit putih tanpa pengadilan di Afrika-Amerika. Mendapat banyak kecaman, Benmosche pun meminta maaf di hadapan parlemen kepada publik. 8. Chip Wilson, mantan chairman Lululemon yang mengundurkan diri pada Desember. Pada November, saat diwawancarai Bloomberg TV, Wilson membuat pernyataan kontroversial yang secara tidak langsung mengatakan wanita kelebihan berat badan tidak seharusnya menggunakan Lululemon, pakaian untuk yoga. Namun, Wilson pun akhirnya meminta maaf kepada publik. 9. Tim Armstrong, CEO AOL Waktu itu, 1.000 karyawan AOL melakukan konferensi pers di hadapan media untuk memperjuangkan tuntutan mereka kepada perusahaan. Namun, Armstrong tiba-tiba kehilangan kesabaran, dan di hadapan pers serta karyawan AOL itu, Armstrong memecat Abel Lenz, salah satu karyawan AOL yang sedang diwawancarai salah satu media. 10. Greg Gopman, CEO AngelHack yang mengundurkan diri pada Oktober. Pada awal Desember, Gopman menulis status di laman Facebook miliknya "Baru saja kembali ke SF. Saya telah melakukan perjalanan ke seluruh dunia dan saya harus mengatakan bahwa tidak ada kota yang lebih aneh daripada berjalan menyusuri Market st di San Francisco. Mengapa jantung kota tempat tinggal kami harus dikuasai oleh orang gila, tunawisma, pengedar narkoba, anak-anak putus sekolah, dan sampah. Saya tidak tahu." Status tersebut mendapat kecaman dari publik, Gopman pun membuat status baru permintaan maaf telah menjelekkan Market st di San Francisco. (art) This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
You are subscribed to email updates from VIVAnews To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |