Bursa kerja: Bocah 12 Tahun Ini Sukses Jadi Bos Perusahaan Dasi

Bursa kerja: Bocah 12 Tahun Ini Sukses Jadi Bos Perusahaan Dasi


Bocah 12 Tahun Ini Sukses Jadi Bos Perusahaan Dasi

Posted: 20 Dec 2013 03:30 PM PST

Moziah Bridges, bocah 12 tahun yang sukses punya usaha dasi. (Facebook)

Moziah Bridges, bocah 12 tahun yang sukses punya usaha dasi. (Facebook)

VIVAlife - Sekira tahun 1890-an, tren menggunakan dasi kupu-kupu melanda dunia. Item fesyen itu biasa dipadukan dengan kemeja berkerah, jas, ataupun suspender. Para pria memakainya untuk menghadiri acara resmi.

Belakangan, tren dasi kupu-kupu hidup kembali. Ia identik dengan gaya retro, yang juga kembali muncul di kalangan masyarakat perkotaan. Tak hanya populer di kalangan dewasa, anak-anak pun gandrung mengenakannya.

Salah satunya Moziah Bridges, seorang bocah negro yang tinggal di Tennessee, Amerika Serikat. Hampir setiap hari ia mengenakan dasi kupu-kupu. Apapun gayanya, tetap berdasi kupu-kupu. Mo, sapaan akrabnya, berani bergaya berbeda. Padahal, usianya baru 12 tahun.

Saking gandrungnya, Mo ingin punya berbagai dasi kupu-kupu dengan motif sesuai keinginan pribadi. Sang Nenek kemudian mengajarinya menjahit bahan. Lama kelamaan, Mo mulai mahir. Dasi yang sudah jadi, tak hanya ia kenakan sendiri. Beberapa di antaranya dijual.

Ternyata, banyak yang menyukai karyanya. Sampai akhirnya, Mo mendirikan usaha dasi kupu-kupu yang diberi nama Mo's Bows. Ia bahkan punya gerai dasi sendiri.

Berbagai dasi dipamerkan di sana, dan pengunjung bebas memilih. Mo sering tampak hadir dan berinteraksi dengan mereka.

Moziah Bridges

Ada karakter unik di setiap hasil karya Mo. Ia selalu menyelipkan karakter anak-anak. Alhasil, dasinya berwarna-warni lucu dan ceria. Motifnya pun bervariasi, seperti kartun, garis, kotak, not balok, dan huruf-huruf besar.

Mo pun menamai dasi-dasinya dengan sebutan yang lucu, seperti GI Bo. Desain milik Mo membutikan, dasi kupu-kupu tak hanya serasi dikenakan orang dewasa, tapi juga cocok untuk anak-anak.

Hanya membuat dasi, rupanya tak membuat Mo puas. Ia juga berniat membuka usaha di bidang fesyen lainnya. "Saya berencana kuliah di Parsons School of Design di New York City dan ingin memiliki perusahaan retail pada usia 20 tahun," ucapnya percaya diri, seperti dilansir Up Town Magazine. (eh)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Rekor Pertemuan di SEA Games, Thailand Ungguli Indonesia

Posted: 20 Dec 2013 03:02 PM PST

Berita Terkait

Pemain Timnas Indonesia U-23 (merah) saat menghadapi Thailand (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

VIVAbola – Indonesia akhirnya melangkah ke babak final sepakbola SEA Games 2013 Myanmar usai menyingkirkan Malaysia melalui adu penalti. Di laga puncak, Garuda Muda akan ditantang Thailand yang sukses menaklukkan Singapura 1-0.

Yang menarik, sebelumnya Indonesia sudah bertemu Thailand di babak penyisihan grup B SEA Games tahun ini. Alfin Tuasalamony dan kawan-kawan saat itu takluk 1-4 dari anak-anak asuhan Kiatisuk Senamuang.

Soal catatan pertemuan Indonesia dan Thailand di ajang SEA Games, Negeri Gajah Putih itu memang lebih unggul dari Indonesia. Dari 18 kali pertemuan kedua tim, Thailand mampu menang 12 kali.

Sedangkan Indonesia baru menang empat kali, sekali imbang, dan satu laga lagi dihentikan namun Thailand diputuskan menang oleh Komite Disiplin SEA Games. Hanya pada dua edisi SEA Games yakni pada 1999 dan 2009, Indonesia dan Thailand tidak bertemu.

Pertemuan Indonesia kontra Thailand di partai final juga buka yang pertama kalinya. Sudah dua kali Indonesia dan Thailand berjumpa di final yakni, pada SEA Games 1991 di Manila, Filipina dan 1997 di Jakarta dan ini akan menjadi pertemuan ketiga kedua tim di final.

Di dua final SEA Games sebelumnya, keduanya berbagi kemenangan. Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 lewat adu penalti 4-3. Sedangkan Thailand menang atas Indonesia di SEA Games 1997 juga lewat adu penalti dengan skor 5-3.     

Uniknya, Pelatih Thailand saat ini, Kiatisuk Senamuang merupakan salah satu pahlawan kemenangan kala meraih medali emas di SEA Games 1997 Jakarta. Kiatisuk kala itu juga menjadi top skor SEA Games 1997 dengan torehan enam gol.

Di kubu Indonesia, asisten pelatih Aji Santoso merupakan bagian dari tim yang dikalahkan Thailand pada SEA Games 1997. Tentu saja partai final ini juga akan menjadi reuni yang menarik antara Aji dan Kiatisuk.

Catatan pertemuan Indonesia versus Thailand di ajang SEA Games: 
- Thailand dianggap menang atas Indonesia ketika skor 1-1, hal itu terjadi setelah Komite Disiplin cabang olahraga sepakbola SEA Games menilai Indonesia melanggar aturan dengan melakukan kekerasan di laga tersebut.  (SEA Games 1977)
- Fase grup:  Indonesia   1 – 3  Thailand
Play-off ke final:  Indonesia  0 – 0  Thailand (Indonesia melaju ke final usai menang adu penalti 3 - 1 atas Thailand di SEA Games 1979)
- Thailand        2 – 0   Indonesia (semifinal SEA Games 1981)
- Thailand        5 – 0   Indonesia (fase grup SEA Games 1983)
- Thailand        7 – 0   Indonesia (semifinal SEA Games 1985)
-Indonesia       0 – 0   Thailand ( fase grup SEA Games 1987)
- Indonesia      1 - 1   Thailand (9-8 penalti - perebutan perunggu SEA Games 1989)
- Indonesia      0 – 0    Thailand (Indonesia menang adu penalti 4-3 atas Thailand di final SEA Games 1991)
- Thailand        1 – 0    Indonesia (semifinal SEA Games 1993)
- Thailand        2 – 1    Indonesia ( fase grup SEA Games 1995)
- Indonesia      1 – 1  Thailand (Thailand menang adu penalti skor akhir 3-5 atas Indonesia di final SEA Games 1997)
- Thailand        2 – 1    Indonesia (semifinal SEA Games 2001)
- Indonesia      0 – 6   Thailand (fase grup SEA Games 2003)
- Thailand        3 – 1     Indonesia (semifinal SEA Games 2005)
- Thailand        2 – 1     Indonesia (fase grup SEA Games 2007)
- Indonesia      3 – 1   Thailand ( fase grup SEA Games 2011)
- Indonesia      1 – 4      Thailand (fase grup SEA Games 2013)

Lihat artikel menarik lainnya di tautan ini.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Kata Striker Indonesia Saat Juara SEA Games 1991

Posted: 20 Dec 2013 03:02 PM PST

Menurut Widodo, saat itu Indonesia tampil tanpa beban.

Klub

Berita Terkait

Widodo Cahyono Putro (VIVAnews/Fernando Randy)

VIVAbola - Indonesia akan menghadapi Thailand di final SEA Games 2013. Ini merupakan duel ulangan final SEA Games 1991.

Saat itu, Tim Merah Putih sukses keluar sebagai juara dengan menundukkan Thailand 4-3 lewat adu penalti. Sebelumnya, kedudukan imbang 0-0 dalam awaktu normal dan babak tambahan.

Mirip dengan kondisi saat ini, saat itu Indonesia tidak diunggulkan. Namun, hal tersebut justru membuat para pemain tampil tanpa beban sehingga sukses merebut medali emas. Hal tersebut diungkapkan salah satu striker skuad SEA Games saat itu, Widodo Cahyono Putro.

"Saat itu, Thailand lebih diunggulkan. Namun, itu justru membuat kondisi lebih enak. Para pemain tampil tanpa beban," kata Widodo saat dihubungi VIVAbola, Jumat 20 Desember 2013.

"Kami pergi ke Manila dengan kepercayaan diri tinggi setelah berlatih selama 3 bulan. Memang sejak awal kami sudah yakin akan menembus partai final," lanjut mantan pemain Petrokimia Gresik dan Persija Jakarta ini.

Widodo lalu berkomentar mengenai skuad SEA Games dulu dan saat ini. Menurutnya, kondisi dulu dan sekarang sudah tak bisa dibandingkan karena zaman memang sudah berubah.

Taktik yang diterapkan pun berbeda. Dulu sepakbola mengandalkan kekuatan dengan langsung melepaskan tendangan ke arah gawang. Sekarang sudah banyak variasi taktik dan sepakbola bisa dimainkan dari kaki ke kaki.

"Sekarang sepakbola sudah lebih maju dan semakin berkembang, jadi memang sulit dibedakan. Mungkin saat ini bayaran pemain lebih tinggi. Namun, jika bicara nasionalisme, pemain sekarang dan dulu memiliki nasionalisme yang sama-sama tinggi," ungkap Widodo.

Mengenai peluang Indonesia di final, Sabtu 21 Desember 2013, Widodo berharap Tim Merah Putih mendapatkan hasil yang terbaik.

"Secara nasionalisme, tentu saja saya berharap Indonesia menang. Melihat dari permainan, kedua tim berimbang," katanya. (one)

Lihat berita menarik lainnya dengan mengklik tautan ini.


This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Bursa kerja: Bocah 12 Tahun Ini Sukses Jadi Bos Perusahaan Dasi cari kerja