Bursa kerja: Keamanan Transportasi di Indonesia Buruk, Apa Solusinya?

Bursa kerja: Keamanan Transportasi di Indonesia Buruk, Apa Solusinya?


Keamanan Transportasi di Indonesia Buruk, Apa Solusinya?

Posted: 11 Dec 2013 03:52 PM PST

VIVAnews – Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menyatakan, kecelakaan dan pelanggaran lalu-lintas selalu terjadi karena ada pembiaran dari otoritas berwenang. Tabrakan kereta rel listrik dan truk tangki Pertamina berisi premium di Bintaro, Jakarta Selatan, menjadi salah satu bukti betapa keamanan transportasi di Indonesia masih amat buruk.

"Kita ini tidak pernah jelas. Tidak konsisten dalam pengawasan dan penegakan hukum," kata Ketua DTKJ Azas Tigor Nainggolan kepada VIVAnews, Rabu 11 Desember 2013. Menurut dia, tanggung jawab sepenuhnya terletak pada pemerintah.

Sementara Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) berpendapat, upaya perbaikan di sektor transportasi selama ini terkesan lamban dan tidak serius. Semua dilakukan sporadis. Baru bergerak ketika sudah timbul kecelakaan besar seperti tragedi Bintaro 2 Senin kemarin.

"Semua masalah ada di hulu. Tidak mungkin ada perbaikan bila hulu tidak benar-benar dibenahi. Hulu ini adalah pemerintah," kata Ketua MTI Danang Parikesit.

Meski penyebab kecelakaan kereta versus truk tangki Pertamina belum disimpulkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi, ujar Danang, tapi polisi cenderung yakin kejadian ini disebabkan kelalaian pengemudi truk. Saksi mata mengatakan, sopir truk menerobos perlintasan kereta.

Padahal, kata Danang, kesadaran berkendaraan dengan aman mencerminkan sikap bangsa. Masyarakat tak displin karena meniru perilaku pemimpinnya. "Pelanggaran oleh pemimpin dan pejabat memicu masyarakat untuk meniru. Keacuhan mereka juga menjadikan masyarakat apriori," ujarnya.

"Palang pintu turun, suara peringatan hingga rambu sudah lengkap, tapi sopir tetap nekat menerobos diikuti mayarakat lain. Saat tabrakan kita lihat banyak motor yang juga hangus. Artinya mereka ikut menerobos perlintasan juga. Semua tidak tertib," kata Danang.

Buruknya keselamatan transportasi diperparah dengan minimnya sarana pengaman dan pertolongan pertama. "Kami dapat laporan, pada kecelakaan kereta kemarin tidak ada alat pemecah kaca untuk saat darurat. Tidak ada panduan untuk evakuasi bila ada kecelakaan, dan tidak ada alat pemadam. Padahal semua itu standar," ujar Danang.

Upaya menekan angka kecelakaan akan sia-sia bila tidak dilakukan dari hulu. "Semua hanya bisa dilakukan dengan ketegasan penegakan hukum," kata Danang.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

VIDEO: Masinis Kereta Tragedi Bintaro I Itu Kini Jadi Pedagang Asongan

Posted: 11 Dec 2013 03:38 PM PST

NASIONAL

Slamet divonis lima tahun penjara akibat insiden itu.

ddd

Kamis, 12 Desember 2013, 06:38 Eko Priliawito

VIVAnews - Slamet Suradio (74) tidak akan pernah lupa dengan Tragedi Bintaro pada Senin, 19 Oktober 1987 silam. Peristiwa itulah yang telah menyingkirkan dia dari dunia perkeretaapian yang sudah digelutinya selama 32 tahun.

Slamet adalah orang dibalik kemudi KA 225 jurusan Rangkas Bitung - Jakarta Kota yang bertabrakan dengan KA cepat 220 jurusan Tanah Abang - Merak. Kejadian ini tercatat sebagai salah satu musibah paling buruk dalam sejarah transportasi di Indonesia.

Dalam kecelakaan yang merengut 156 nyawa itu, Slamet dipersalahkan. Dia terbuang jauh dari perkerjaan yang teramat dia cintai. Dia dianggap menyalahi aturan karena memberangkatkan kereta tapa izin Pemimpinan Perjalanan Kereta Api (PPKA)

Usai tragedi itu, Slamet divonis 5 tahun penjara. Dia juga harus kehilangan pekerjaan dan memilih pulang ke kampung halaman di Purworejo.

Lihat video Slamet dalam program Cakrawala ANTV di sini. (umi)


VIDEO LAINNYA

KIRIM KOMENTAR

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Pernah Didepak, Boaz Tak Dendam pada Riedl

Posted: 11 Dec 2013 03:37 PM PST

"Yang pasti, kalau dipanggil ke timnas saya siap," kata Boaz.

Kamis, 12 Desember 2013, 06:37 WIB

Muchamad Syuhada, Satria Permana

Pemain Bintang

Berita Terkait

Boaz Solossa (VIVAnews/Fernando Randy)

VIVAbola - Kapten Persipura Jayapura, Boaz Solossa, mengaku siap untuk memenuhi panggilan pelatih Alfred Riedl memperkuat timnas Indonesia. Boaz menyatakan tidak memiliki dendam sama sekali keada pelatih yang sudah mencoretnya dari Timnas pada 2010.

Ketika itu, Riedl mencoret Boaz dari skuad Piala AFF 2010. Alasannya, Boaz dianggap oleh Riedl telah melakukan tindakan indisipliner, tidak memenuhi panggilan untuk ke pemusatan latihan di Jakarta.

Selain Boaz, Ian Louis Kabes, juga didepak. Riedl kemudian menjadikan Oktovianus Maniani sebagai satu-satunya pemain asal Papua di skuad Garuda kala itu.

"Tidak ada masalah sama sekali dengan Riedl. Siapapun pelatihnya tidak ada masalah. Yang pasti, kalau dipanggil ke timnas saya siap," kata Boaz ketika ditemui VIVAbola di kawasan Cilandak, Jakarta, Rabu 11 Desember 2013.

Di era Jacksen F Tiago, Boaz selalu diplot sebagai kapten timnas. Namun, posisi itu belum tentu diberikan oleh Riedl kepada striker 27 tahun tersebut jika dia nanti kembali bergabung. Tapi Boaz tak mau mempermasalahkannya.

"Memenuhi panggilan negara adalah yang penting. Memang ada rasa bangga ketika mengenakan ban kapten timnas. Apalagi, saya adalah orang Papua pertama yang mengenakan ban kapten di timnas. Tapi, semua keputusan ada di tangan Tuhan," tutur Bochi.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Bursa kerja: Keamanan Transportasi di Indonesia Buruk, Apa Solusinya? cari kerja