Bursa kerja: Gagal Bekap Porto, Napoli Angkat Koper

Bursa kerja: Gagal Bekap Porto, Napoli Angkat Koper


Gagal Bekap Porto, Napoli Angkat Koper

Posted: 20 Mar 2014 03:30 PM PDT

Klub

Berita Terkait

Saat gawang Napoli dibobol Nabil Ghilas (Europa League)

VIVAbola – Langkah Napoli harus terhenti di Liga Eropa usai disingkirkan FC Porto di babak 16 besar usai bermain 2-2 pada leg kedua di Stadion San Paolo, Jumat dini hari WIB 21 Maret 2014. Pada leg pertama, Porto berhasil menundukkan tim arahan Rafael Benitez dengan skor 1-0, sehingga menang agregat 3-2.

Napoli tampil agresif sejak awal laga untuk menyamakan skor agregat. Upaya tu berbuah tatkala Goran Pandev, yang menerima umpan Gonzalo Higuain membawa I Partenopei memimpin 1-0 pada menit ke-21.
 
Tim tuan rumah masih terus menekan pertahanan Porto, yang lebih banyak mengandalkan serangan balik. Sejumlah peluang didapat Napoli, tapi sayang mereka belum bisa menggandakan keunggulan sampai turun minum.

Memasuki babak kedua, Pelatih Porto, Luís Castro, juga melakukan perubahan. Dia memasukkan Joseu dan Nabil Ghilas. Serangan klub raksasa Portugal ini pun kian berbahaya. Belum lagi kecepatan dua winger Porto yang sulit dikawal para bek Napoli.

Keputusan Castro berbuah manis setelah ia melihat Ghilas mencetak gol pada menit ke-69. Ghilas yang menguasai bola dari umpan Fernando, langsung melepaskan tendangan kencang dan menghasilkan gol.

Tujuh menit berselang, Porto malah berbalik unggul menjadi 2-1 atas Napoli berkat gol yang diciptakan oleh Ricardo Quaresma. Tendangan Quaresma usai melakukan aksi individu, tak bisa diblok Pepe Reina.

Pada masa injury time, Napoli menyamakan kedudukan menjadi 2-2 setelah Duvan Zapata mengonversi assist Jose Callejon dengan sempurna. Sayangnya, gol tersebut tetap tak mampu menolong I Partenopei.

Hingga peluit panjang tanda laga berakhir dibunyikan, skor 2-2 tetap bertahan dan Porto melaju ke perempatfinal Liga Eropa menyisihkan Napoli.

Susunan pemain kedua tim:

Napoli: 25-Pepe Reina; 4-Henrique, 21-Federico Fernandez, 31-Faouzi Ghoulam, 33-Raul Albiol; 14-Dries Mertens (Jose Callejon 83), 24-Lorenzo Insigne, 85-Valon Behrami, 88-Gokhan Inler; 9-Gonzalo Higuaín (Duvan Zapata 79), 19-Goran Pandev (Marek Hamsik 68).

FC Porto: 24-Fabiano; 2-Danilo, 13-Diego Reyes Rosales, 21-Ricardo Pereira, 22-Eliaquim Mangala; 7-Ricardo Quaresma (Lica 80), 20-Carlos Eduardo (Josue 63), 25-Fernando, 35-Steven Defour; 9-Jackson Martínez, 17-Silvestre Varela (Nabil Ghilas 66).

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Benarkah Barbie Mempengaruhi Masa Depan Anak?

Posted: 20 Mar 2014 03:12 PM PDT

Barbie (http://samhumphreys.com)

Barbie (http://samhumphreys.com)

VIVAlife - Boneka barbie terus dikecam seiring imbas negatif yang ditimbulkannya. Mainan anak tersebut, dinilai membuat wanita semakin terobsesi untuk mendapatkan bentuk tubuh yang mustahil. Yang lebih mencengangkan, penelitian menyebutkan bahwa bermain barbie dapat menurunkan kualitas masa depan anak.

Studi ini dimuat di dalam Jurnal Sex Roles, dikatakan bahwa anak perempuan berusia 4-7 tahun yang bermain barbie, tidak mampu melakukan banyak pekerjaan yang berbeda di masa depan, dibandingkan anak laki-laki.

Penelitian menganalisis peran gender dalam pilihan karier. Anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing diberikan tiga jenis barbie, yaitu barbie fesyen dengan gaun dan sepatu hak tinggi, barbie karier dengan stetoskop dan mantel dokter, serta barbie dengan aksesoris dompet dan tidak memiliki karakter seksual.

Setelah beberapa menit bermain, anak-anak diminta menjawab seputar karier mereka saat dewasa. Hasilnya dibandingkan dengan hasil survei dari anak laki-laki.

Anak-anak yang bermain barbie tanpa karakter seksual, ternyata mampu melihat karier setara dengan anak laki-laki. Namun, yang memainkan barbie bergaun dan bermantel dokter, dinilai lebih sempit melihat karier daripada laki-laki.

"Bermain dengan satu jenis mainan tidak mungkin mengubah tujuan karier anak, tapi mainan seperti boneka dan action figure dapat berpengaruh terhadap ide-ide anak tentang masa depan," kata Aurora Sherman, penulis studi sekaligus profesor psikologi di Oregon State University, dilansir dari Leaderpost.

Lanjutnya, orang tua tidak perlu terlalu khawatir. Jangan membuang barbie yang sudah ada, tapi padukan boneka itu dengan mainan-mainan lainnya. (eh)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

"Siklus Sukses Barcelona Berakhir dan Generasi Berikutnya Menderita"

Posted: 20 Mar 2014 03:11 PM PDT

"Kini siklus sukses beralih ke Real Madrid, ujarnya.

Klub

Berita Terkait

Mantan direktur Real Madrid, Jorge Valdano (Fussbal Kultur)

VIVAbola – Mantan pemain dan direktur Real Madrid, Jorge Valdano, mengatakan, siklus kesuksesan Barcelona telah berakhir, dan kini beralih ke Los Blancos. Menurut Valdano, tanda-tanda dominasi Madrid mulai muncul, terutama setelah mereka memimpin empat poin dari Bacelona di klasemen sementara La Liga.  

Valdano mengatakan, sekarang dia melihat klub ibukota Spanyol tersebut berada pada jalur yang berbeda, dan setelah sekian lama, Madrid akhirnya difavoritkan dalam laga kontra Barcelona. Bukan hanya itu, kini Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan berpeluang meraih treble winners untuk musim ini.
 
"Madrid adalah favorit dalam pertandingan ini untuk pertama kalinya setelah beberapa lama. Mereka akan ada di dua langkah, Madrid yang jelas naik, dan Barca yang memberikan kesan memasuki akhir siklus mereka," kata Valdano, seperti dilansir Football-Espana.

Valdano menambahkan bahwa apa yang dicapai Barca di tahun-tahun ketika dilatih Pep Guardiola adalah sesuatu menakjubkan, tetapi hal itu kini tidak mungkin diulang. Dia juga menilai, keberhasilan Blaugrana yang begitu besar sebelumnya, akan menghambat tim Barca selanjutnya untuk tahun-tahun mendatang.

"Klub ini (Barcelona) telah mengalami keajaiban generasi yang tidak berulang. Mereka memenangkan Golden Ball, Silver Ball, dan Bronze Ball dalam Ballon d'Or. Kami belum pernah melihat sesuatu seperti itu dan kami tidak akan melihatnya lagi," ungkapnya.

"Tanda-tanda siklus berakhir? Puyol pergi, seorang simbol besar klub, dan tim tidak lagi menekan dengan antusiasme yang sama dan bukan menjadi rutinitas. Pada akhirnya, Anda bisa terbiasa untuk hal-hal yang baik. Generasi Barca berikutnya akan menderita, perbandingan tidak bisa dihindari," ucapnya. 

Mau lihat berita menarik lainnya, klik di sini


This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Bursa kerja: Gagal Bekap Porto, Napoli Angkat Koper cari kerja