Bursa kerja: Tantangan Bisnis Supermarket di Pasar Negara Berkembang |
- Tantangan Bisnis Supermarket di Pasar Negara Berkembang
- Nenek Cantik dari Jepang Jadi Sorotan Media
- Sempat Unggul Cepat, Juventus Ditahan Fiorentina
Tantangan Bisnis Supermarket di Pasar Negara Berkembang Posted: 13 Mar 2014 03:28 PM PDT VIVAnews - Mengembangkan bisnis supermarket di negara-negara berkembang Asia tampaknya menjadi ide yang terbaik. Dikutip dari Forbes, Kamis 13 Maret 2014, pasar negara berkembang memang menyenangkan pemilik bisnis supermarket, karena banyaknya jumlah penduduk, dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang sehat. Selain itu, meningkatnya kelas menengah dan penduduk yang banyak memilih bermigrasi ke kota-kota, mendukung distribusi dan perdagangan modern. Bain & Company memperkirakan 30 persen pertumbuhan ritel dunia pada 2017 berasal dari negara-negara berkembang di Asia. Namun, melihat pertumbuhan yang kuat dan prospek cerah untuk pasar negara-negara berkembang Asia, mengapa beberapa supermarket justru gulung tikar? Meskipun secara makro, negara-negara emerging market menyilaukan, tetapi ada beberapa kendala yang membuatnya menjadi rumit. Selain harus bersaing ketat dan lingkungan yang terfragmentasi, peritel juga dihadapkan dengan kondisi infrastruktur yang sangat berbeda-beda. Mereka juga harus bergulat dengan tantangan khusus seperti kurang berkembangnya infrastruktur di India, masalah lalu lintas perkotaan besar di China, serta regulasi dan proteksi di Indonesia. Perusahaan harus mampu melakukan penyesuaian. Bagaimana untuk bisa menang? Forbes meneliti beberapa supermarket di Asia dan mengidentifikasi beberapa aturan yang mereka terapkan, agar bisa mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Berikut aturannya. 1. Membangun produksi dan fokus pada pengembangan lokal. D-Mart lebih memfokuskan ekspansi di India Barat, sehingga membantu biaya transportasi untuk distribusi barang. Perusahaan lebih memilih untuk membangun toko di daerah yang padat penduduk, dibandingkan membayar sewa yang tinggi di pusat perbelanjaan. Supermarket ini melakukan ekspansi dengan menggunakan tabungannya. Strategi lain, supermarket ini menerapkan harga 6 persen hingga 7 persen lebih rendah dari pesaing. Pangsa pasar lokal relatif lebih tinggi, sehingga D-Mart mampu membukukan pendapatan per toko jauh di atas pesaingnya. 2. Mempelajari pasar dengan utuh sebelum bersaing. Website e-commerce asal China, Yihaodian tumbuh 27 persen pada 2012. Kondisi ini menunjukkan potensi toko online semakin besar. Yihaodian menggunakan tim digitalnya untuk mempelajari apa yang disukai konsumen dan apa yang tidak. Misalnya, mereka menyediakan merchandise di media sosial. 3. Menyediakan makanan siap saji dan produk lokal. Pada 2011, margin usaha Hero meningkat 5 persen, dua kali lipat dibanding 2008. Selama 2007 hingga 2012, pendapatan Hero meningkat 34 persen. 4. Membentuk persepsi harga rendah melalui seringnya promosi dan harga barang yang terpampang di rak seolah-olah rendah. Misalnya, salah satu supermarket di Vietnam, Big C, anak usaha dari Groupe Casino asal Prancis. Supermarket ini dengan gigih akan melakukan negosiasi dengan produsen untuk memberikan diskon. Selain itu, mereka menawarkan harga 5 hingga 10 persen kurang dari harga yang dicetak di kemasan kepada konsumen. Supermarket ini juga sering memberikan diskon promosi hingga 35 persen. Saat ini, Big C mendominasi supermarket di Vietnam. Selama 2007 hingga 2011, pendapatan Big C tumbuh 44 persen. 5. Miliki ciri khas sendiri, berbeda dengan inovasi-inovasi segar. Big C, supermarket di Vietnam, telah bermitra dengan 30 pelatihan dan lembaga pendidikan, baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, mendidik anak-anak muda untuk berkarier di bidang manajemen ritel supermarket, dan menawarkan beasiswa serta pekerjaan kepada siswa yang memenuhi syarat. Pasar ritel di negara-negara berkembang Asia diperkirakan lebih besar dibandingkan Eropa Barat dan Amerika Utara pada 2017, dengan perusahaan lokal dan multinasional yang bersaing agresif. Perusahaan multinasional yang berambisi untuk mendapatkan ceruk pasar lebih besar dengan rekam jejak mereka di negara yang berbeda, belum tentu berhasil. Perusahaan domestik yang lebih menguasai karakteristik pasar lebih berpeluang untuk menang. Tetapi, perusahaan multinasional juga bisa memenangkan persaingan dengan mengikuti aturan ini. Forbes telah melakukan penelitian dan mengidentifikasi aturan tersebut. 1. Pangsa pasar lokal akan memberikan penjualan lebih tinggi dengan biaya yang lebih rendah. 2. Daerah perdagangan dengan basis pendapatan besar dan persaingan yang rendah akan memberikan kontribusi penjualan tinggi. 3. Hanya konsep menghemat dan menekan biaya yang akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. 4. Strategi omnichannel di awal akan memperkuat daya saing. 5. Tawaran produk lokal dan makanan segar akan meningkatkan belanja konsumen. 6. Membangun persepsi harga rendah dengan sering berpromosi atau memasang harga seolah-olah murah. 7. Lokasi supermarket di tempat strategis. 8. Kemampuan mencari tempat strategis dengan harga yang wajar. 9. Menempatkan manajer toko dan pembeli untuk meningkatkan penjualan. Sebagai tambahan, Forbes juga mengidentifikasi tiga pertimbangan keberhasilan bisnis supermarket di negara berkembang Asia, yakni: 1. Memilih format tempat supermarket berdasarkan konsentrasi populasi suatu negara, infrastruktur transportasi, dan peraturan terkait ritel. 2. Tumbuh pada kecepatan yang ditentukan oleh penetrasi pasar modern, kematangan pasar, dan tingkat kejenuhan. 3. Ekspansi usaha yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat urbanisasi penduduk, potensi yang ada, pengembangan jaringan ritel, dan peraturan yang ada. This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
Nenek Cantik dari Jepang Jadi Sorotan Media Posted: 13 Mar 2014 03:25 PM PDT Kazuko Inoue sudah memiliki anak dan cucu. (ameblo.jp/mizuho6623) Ya, foto itu ternyata memuat keluarga tiga generasi, sulit dipercaya kalau Kazuko Inoue adalah wanita yang telah berusia 42 tahun. Ia masih cantik dan awet muda, tidak kalah menarik dengan kedua putrinya. Begitu mempesona penampilan Inoue, tak heran jika ia dinobatkan sebagai pemenang kontes kecantikan Kansai Bimajo 2013. Jepang diketahui memiliki tingkat kehamilan remaja paling rendah di dunia, sehingga nenek di awal usia 40 tahun relatif jarang. Tapi atas persetujuan orangtuanya, Inoue menikah pada usia 19 tahun dan melahirkan putri pertama di tahun yang sama. Saat foto beredar di Weibo, situs jejaring sosial seperti Twitter, banyak respons yang mengatakan bahwa Inoue dan putri-putrinya adalah kakak adik. Pengguna internet China lainnya pun terkesan dengan penampilan nenek cantik itu. "Luar biasa cantik, dia tampak seperti wanita usia 20-an," seperti yang dituliskan di sebuah pemberitaan China. Reaksi lain yang datang terkait tetang kecemasan melahirkan di usia muda. Di China, wanita dilarang memiliki anak sebelum berusia 20 tahun demi menekan lajunya pertumbuhan. Kecantikan Inoue tentu membuat media bertanya-tanya tentang keberadaan suaminya. Banyak yang beranggapan, sang suami telah mengerahkan banyak uang untuk mendukung kecantikan Inoue. Jejak menikah muda juga diikuti kedua putri Inoue, mereka pun memiliki anak dalam usia belia. (umi) Sumber: Rocketnews24 This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
Sempat Unggul Cepat, Juventus Ditahan Fiorentina Posted: 13 Mar 2014 03:13 PM PDT Kedua tim bermain imbang 1-1. Pemain Juventus VIVAbola - Juventus harus rela ditahan 1-1 oleh Fiorentina dalam leg pertama babak 16 besar Liga Europa di Juventus Stadium, Kamis, 13 Maret 2014, atau Jumat dini hari waktu Indonesia. Pada laga tersebut Juventus padahal sempat unggul cepat. Hanya butuh waktu 3 menit bagi mereka membobol gawang La Viola. Arturo Vidal mencatatkan namanya di papan skor memanfaatkan sebuah kemelut di depan gawang Fiorentina. Sayang, setelah unggul, permainan Juventus malah menurun. Situasi itu dimanfaatkan tim asuhan Vincenzo Montella untuk balik menekan dan mencoba membalas ketertinggalan. Hanya saja sampai waktu jeda skor 1-0 buat tuan rumah masih bertahan. Babak kedua Fiorentina bermain lebih tenang. Mencoba lebih banyak menguasai bola tak buru-buru melancarkan serangan. Strategi ternyata sukses. Permainan skuad besutan Antonio Conte jadi tak berkembang. Fiorentina akhirnya memecah kebuntuan di menit 79. Mario Gomez yang baru masuk sebagai pemain pengganti lolos dari jebakan offside. Dia mengejar umpan daerah dari Josip Ilicic dan kemudian dengan tenang menaklukan kiper Gianluigi Buffon yang sudah terlanjur keluar dari sarangnya. Memasuki menit-menit akhir malah Fiorentina yang mengurun pertahanan Juventus. Dua peluang diciptakan melalui sepakan jarak jauh Borja Valero dan Manuel Vargas. Beruntung Buffon dengan sigap menepis tambakan tersebut. Skor 1-1 bertahan sampai laga usai. Juventus: Buffon; Caceres, Ogbonna, Chiellini; Isla (Padoin 82), Vidal, Pirlo, Marchisio, Asamoah; Giovinco (Llorente 63), Osvaldo (Pogba 75). Fiorentina: Neto; Roncaglia, Rodriguez, Savic, Tomovic; Aquilani (Vargas 77), Pizarro, Borja Valero, Mati Fernandez (Ambrosini 51); Ilicic, Matri (Gomez 68). This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
You are subscribed to email updates from VIVAnews To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |