Bursa kerja: Kaum Muda Australia Antusias Cari Pengalaman Kerja di RI

Bursa kerja: Kaum Muda Australia Antusias Cari Pengalaman Kerja di RI


Kaum Muda Australia Antusias Cari Pengalaman Kerja di RI

Posted: 12 Mar 2013 04:18 PM PDT

VIVAnews - Kalangan muda Australia antusias dengan upaya pemerintahnya menambah jumlah kuota visa pekerja khusus turis (working holiday visa) ke Indonesia. Kebijakan resiprokal ini, selain mempererat hubungan kedua negara, juga memperluas kesempatan bagi warga Australia untuk lebih mengenal Indonesia dan memperkaya pengalaman mereka.

Demikian ungkap dua mahasiswa Australia, Martin Evett dan Jenny Fang, saat berbincang-bincang dengan VIVAnews di Melbourne beberapa waktu lalu. Mereka awal tahun ini sama-sama mengikuti Program Pertukaran Pemuda (AIYEP) di Kulon Progo, Yogyakarta, selama dua bulan.

"Kebijakan itu merupakan upaya yang bagus dari Pemerintah Australia untuk merekatkan hubungan. Jadi tidak saja berupaya menambah turis untuk kunjungan singkat namun juga mengajak mereka merasakan pengalaman bekerja di Indonesia walau hanya beberapa bulan," kata Martin.

Dia pun ingin sekali menambah pengalaman kerja di Indonesia. "Kalau ditawari, saya akan ambil. Saya ingin sekali memperkaya pengalaman di Jakarta atau kota lain" kata Martin, mahasiswa ilmu Teknik Universitas Melbourne.

Ungkapan senada juga diutarakan Jenny. "Saya sudah pernah tinggal di Yogyakarta untuk program pertukaran selama dua bulan. Tentu saya berminat bila mendapat kesempatan untuk bekerja di Indonesia sambil mengisi waktu liburan," kata Jenny, yang tengah menempuh studi program magister Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Melbourne.

Kini mereka menunggu implementasi nyata penambahan kuota visa pekerja khusus turis antara Indonesia dan Australia. Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, dalam bincang-bincang dengan VIVAnews di Sydney beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa salah satu prioritas hubungan pemerintahnya dengan Indonesia tahun ini adalah menambah program visa kerja khusus untuk turis (working holiday visa) dari 100 menjadi 1.000 orang setiap tahun dari kedua pihak.

"Ini tentunya program yang bagus untuk memperbanyak warga Australia yang berlibur sambil bekerja di Indonesia. Begitu juga makin banyak warga Indonesia yang memperoleh pengalaman bekerja sambil berlibur di Australia," kata Carr.

Kebijakan yang serupa juga direncanakan kubu oposisi yang digalang Partai Liberal bila mereka menang Pemilu September nanti. "Kami sudah merancang kebijakan yang bernama The New Colombo Plan," kata Deputi Pemimpin Oposisi, Julie Bishop, kepada VIVAnews.

Skema ini tidak saja memfasilitasi lebih banyak pelajar Australia ke negara-negara Asia, termasuk Indonesia, namun juga mendukung mereka menjalani program magang selama satu semester. "Kami akan mengajak perusahaan-perusahaan Australia yang berada di Indonesia untuk menampung mereka dalam program magang," kata Bishop.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

Asap Hitam Mengepul, Paus Baru Belum Terpilih

Posted: 12 Mar 2013 04:13 PM PDT

VIVAnews - Kardinal dan gereja Katolik gagal memilih seorang Paus baru pada hari pertama mereka dalam konklaf (pemilihan Paus). Asap hitam mengepul dari cerobong asap di Kapel Sistine, menunjukkan bahwa pemilihan pertama telah terlaksana dan Paus belum terpilih.

Sebanyak 115 kardinal dari seluruh dunia akan memilih Paus baru setelah dunia dikejutkan dengan pengunduran diri Paus Benediktus XVI pada 28 Februari 2013. 

Dari 115 kardinal yang jadi pemilih, lebih dari separuhnya berasal dari Eropa. Rinciannya, 60 kardinal berasal dari Eropa, 19 dari Amerika Latin, 14 dari Amerika Utara, 11 dari Afrika, 10 dari Asia, dan 1 dari Oseania. Rata-rata, usia para kardinal pemilih adalah 71 tahun.

Seperti dilansir BBC, meski hujan dan badai menerjang, ribuan peziarah yang menyaksikan awal konklaf di layar besar di lapangan Santo Petrus bersorak saat asap hitam muncul.

Para kardinal kembali ke tempat istirahat mereka dan akan kembali ke kapel untuk kembali melanjutkan pemilihan, Rabu pagi waktu setempat.

Asap pertama di Kapel Sistina dipastikan muncul pada pukul 20.00 waktu setempat. Bila asap hitam yang muncul, menandakan bahwa Paus baru belum terpilih. Namun bila asap putih dari cerobong asap yang keluar, menandakan bahwa seorang Paus baru telah terpilih.

Para kardinal memasuki Kapel Sistina dan pemilihan ini dimulai dengan prosesi upacara disertai ritual nyanyian dan setiap orang disumpah di atas Injil dalam bahasa Latin. Dalam pemilihan yang rahasia, semua jaringan akan di jamming. Semua alat komunikasi diblokir.

Siapa kandidat kuat menjadi Paus baru, belum ada pernyataan langsung dari Vatikan. Namun para pengamat Vatikan menyebutkan ada dua kandidat potensial, yakni Odilo Scherer dan Angelo Scola.

Bila Scola terpilih, Scola akan menjadi paus asal Italia pertama setelah 35 tahun, sementara itu Scherer bisa saja menjadi paus non-Eropa pertama setelah 1.300 tahun yang lalu.

Berdasarkan catatan sejarah, terdapat delapan konklaf yang digelar di abad ke-20 dan hanya tiga di antaranya berlangsung lebih dari tiga hari.

Konklaf terpanjang dalam 200 tahun terakhir terjadi pada 1830-1831. Kala itu, konklaf berlangsung selama 50 hari untuk total 83 suara yang dihasilkan dalam pemilihan Paus Gregory XVI. Sementara konklaf terpendek di abad ke-20 terjadi pada 1939. Saat itu, Eugenio Pacelli terpilih sebagai Paus Pius XII.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

"Istana Berjalan" Orang Kaya Raya Dunia

Posted: 12 Mar 2013 03:54 PM PDT

"Istana berjalan" ini dibanderol sekitar Rp17 miliar.

Rabu, 13 Maret 2013, 05:54 Sandy Adam Mahaputra

VIVAnews - Rumah mobil atau yang lebih dikenal dengan sebutan Motorhome, menjadi kendaraan paling populer di Amerika, dan Eropa untuk dipakai berlibur kalangan konglomerat dan selebritis.

Memang tidak semua orang bisa memiliki kendaraan ini. Karena harga yang dibenderol cukup mahal, bahkan mencapai miliaran rupiah. Seperti motorhome buatan The Volkner Mobil Performance.

Dilansir Daily Mail, Selasa 12 Maret 2013, "Istana berjalan" ini dibanderol 1,2 juta pound sterling atau sekitar Rp17 miliar.

Mobil yang memiliki panjang 40 kaki (12 meter) ini menawarkan interior super mewah. Mulai dari sound system berteknologi tinggi seperti home theater (TV layar datar). Dilengkapi pula mobile internet, meja kerja, kamera video surveillance serta TV satelit.

Kemudian ada ruang istirahat dengan bangku berlapis kulit, lemari es, dapur yang dilengkapi mesin cuci piring, serta kamar tidur dan kamar mandi mewah. Tersedia juga tangki air berkapasitas 800 liter, tangki 600 liter untuk air limbah, dan 300 liter untuk air buangan kamar mandi.

Untuk memenuhi hasrat pemiliknya yang ingin berlibur, namun tetap ingin membawa tunggangan eksotis seperti Ferrari, motorhome ini juga dilengkapi dengan sebuah garasi mini.

Garasi itu dirancang khusus untuk menyimpan mobil super sekelas Ferrari atau Lamborghini. Dengan fasilitas tersebut, motorhome buatan The Volkner merupakan rumah mobil paling mewah yang pernah dibuat di dunia. (umi)


© VIVA.co.id   |   Share :  

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

Bursa kerja: Kaum Muda Australia Antusias Cari Pengalaman Kerja di RI cari kerja