Bursa kerja: Selesaikan Polemik PSMS, Komdis Akan Kunjungi Medan |
- Selesaikan Polemik PSMS, Komdis Akan Kunjungi Medan
- Menpora: Kontingen Timnas SEA Games Jangan Seperti Rombongan Sirkus
- Menpora Minta PSSI Perhatikan Fasilitas Kesehatan Klub
Selesaikan Polemik PSMS, Komdis Akan Kunjungi Medan Posted: 31 Jul 2013 03:17 PM PDT Ada keanehan lain yang ditemukan pihak Komdis. Belum ada penyelesaian mengenai polemik yang melanda para pemain PSMS VIVAbola – Komisi Disiplin (Komdis) PSSI berjanji akan menuntaskan masalah yang terjadi di tubuh PSMS Medan. Ketua Komdis PSSI, Hinca Pandjaitan akan mencari aktor intelektual di balik aksi protes pemain PSMS yang mendatangi kantor PSSI, Juni lalu.Sebanyak 12 pemain menyambangi kantor PSSI untuk mencari keadilan setelah gaji mereka tidak dibayarkan selama 10 bulan. Hinca menyatakan, Komdis telah memanggil mereka dalam tiga pekan belakangan ini. Namun, pemain PSMS hanya mengirimkan keterangan kronologis secara tertulis melalui surat. Dia menerangkan, sejumlah pemain PSMS diminta untuk mengalah saat melawan PS Bengkulu di pentas Divisi Utama pada 4 Juni 2013 agar gaji mereka dilunasi. Hinca mencurigai ada ketidakberesan dalam aksi walk-out pemain PSMS itu. "Pemain tidak berangkat melawan PS Bengkulu. Padahal, tiket sudah dipesan. Alasan pertama, karena pemain itu belum dibayar gajinya. Tapi mereka justru ke Bangka untuk melawan PS Bangka, tiga hari kemudian," terang Hinca. Hinca menegaskan, ingin mengetahui pihak yang meminta para pemain tersebut mogok bertanding. "Pasti, ada aktor intelektualnya, Komdis telah jelas, siapapun itu, hukumannya akan lebih berat dibanding pemain." Berkaca dari aksi protes pemain tersebut, Hinca melihat ada persoalan lebih besar dari sekadar persoalan gaji. Dia mengaku telah mengantongi dua nama yang diduga memberikan perintah kepada pemain PSMS agar tidak bertanding melawan PS Bengkulu. Dua orang tersebut, kata Hinca terafiliasi dengan pihak Malaysia. Dugaan ini disampaikan Hinca setelah mendapat surat dari pemain PSMS, Rabu 31 Juli. Dalam surat tersebut, para pemain bercerita terkait keputusan mereka tidak melawan PS Bengkulu. "Kronologis yang mereka berikan sangat panjang. Ada indikasi, dua orang terafiliasi dengan pihak dari Malaysia," tutur pria yang berprofesi sebagai pengacara ini. Dua orang itu menjanjikan akan membayarkan gaji, jika pemain PSMS tidak bertanding melawan PS Bengkulu. "Pemain PSMS mulai bimbang saat dua orang menjanjikan untuk membayar gaji pemain. Ini baru urusan Komdis." "Namun mereka tidak bisa datang sekarang. Jadi, pekan depan kami akan ke Medan. Tidak ada alasan tidak ada uang untuk ongkos. Kami akan bongkar itu. Mereka semua sudah bercerita dan kami sudah berhasil membuat mereka bicara," jelas Hinca. This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: 'You Say What You Like, Because They Like What You Say' - http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/731-you-say-what-you-like-because-they-like-what-you-say.html |
Menpora: Kontingen Timnas SEA Games Jangan Seperti Rombongan Sirkus Posted: 31 Jul 2013 02:48 PM PDT VIVAnews – Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, bersikap realistis dalam mengirimkan atlet untuk tampil di ajang SEA Games 2013 di Myanmar. Terbatasnya anggaran menjadi alasan utama Kemenpora. Roy menegaskan ingin mengirimkan kontingen SEA Games yang efektif dan efisien. "Kontingen Indonesia yang diberangkatkan ke SEA Games Myanmar 2013 jangan seperti rombongan sirkus. Sebaiknya, atlet yang berpeluang meraih medali yang dipilih dan atlet yang tidak berpotensi dicoret. Kebijakan ini harus diambil untuk menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia," ujar Roy di Jakarta, Rabu 31 Juli 2013. Roy juga mengungkapkan, tidak ada opsi untuk mengurangi cabang olahraga yang dipertandingkan. "Tidak akan ada pengurangan cabang olahraga. Kami harus menghargai mereka yang sudah melakukan persiapan sejak Oktober 2012," sambung Roy. Mantan anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan sebelumnya, Prima sempat mengajukan anggaran sebesar Rp 400 miliar untuk persiapan SEA Games Myanmar 2013. Namun hanya Rp 250 miliar yang dipenuhi. Terakhir, KONI Pusat mengajukan anggaran tambahan Rp 60 miliar untuk memenuhi kebutuhan pemusatan latihan nasional itu. "Saya rasa pengajuan anggaran tambahan Rp 60 miliar tidak mungkin terpenuhi. Yang ada, anggaran Kementerian dikurangi." Sebelumnya, KONI Pusat menantang rencana memangkas sejumlah cabang olahraga cabor non unggulan di SEA Games 2013. Menurut Ketua KONI Pusat, Tono Suratman, rencana Satlak Prima bukan solusi tepat. Bila wacana pengurangan cabor itu menjadi keputusan, akan menimbulkan masalah baru. "KONI tidak setuju dengan rencana pengurangan cabang olahraga yang dilakukan Satlak Prima. Itu bukan solusi dan memecahkan masalah, tapi justru akan membuat masalah baru. Penentu kebijakan harus mengerti masalah. Kalau setiap tahun seperti ini ironis, jangan hanya asal potong," beber Tono. This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: 'You Say What You Like, Because They Like What You Say' - http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/731-you-say-what-you-like-because-they-like-what-you-say.html |
Menpora Minta PSSI Perhatikan Fasilitas Kesehatan Klub Posted: 31 Jul 2013 02:22 PM PDT Berita Terkait Roy Suryo (tengah) meminta agar PSSI melakukan evaluasi terkait kematian Camara Sekou (VIVAnews/Fernando Randy) VIVAbola – Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, mendesak PSSI untuk memperhatikan fasilitas kesehatan yang dimiliki klub secara serius. Dia tidak ingin peristiwa memilukan, seperti pemain meninggal karena sakit, terulang kembali.Sepakbola Indonesia akhir pekan kemarin dirundung duka setelah pemain Pelita Bandung Raya (PBR), Camara Sekou meninggal dunia karena serangan jantung ketika sedang berlatih bersama rekan-rekannya, Sabtu 27 Juli 2013. Sebelum kasus Camara, pemain Persis Solo, Diego Mendieta meregang nyawa karena sakit. Disusul kemudian, pelatih asal Republik Ceko yang menangani Persebaya Surabaya Divisi Utama, Miroslav Janu meninggal di Indonesia karena serangan jantung beberapa waktu lalu. Menurut Roy, sejumlah kasus tersebut bisa mencemarkan nama baik sepakbola Indonesia di mata internasional. Begitu mendengar kejadian meninggalnya Camara, Roy mengaku langsung menghubungi Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin. "Insiden itu membuat saya kaget. Saya meminta PSSI memperhatikan klub. Sangat penting bagi klub mengetahui rekam medis atlet itu. Jangan sampai kasus ini terulang. Kejadian itu menimbulkan citra buruk bagi sepakbola Indonesia," ujar Roy di Jakarta, Rabu 31 Juli 2013. Namun, Roy yakin, deretan kasus meninggalnya penggiat sepakbola di Indonesia bersifat kasuistik, tanpa diduga dan disengaja. Karena itu, dia meminta PSSI harus cermat membina klub dan pemainnya. "Ini seharusnya menjadi evaluasi PSSI. Kami, dari Menpora tidak mungkin turun langsung menangani kasus itu satu per satu," ucap Roy menambahkan. This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: 'You Say What You Like, Because They Like What You Say' - http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/731-you-say-what-you-like-because-they-like-what-you-say.html |
You are subscribed to email updates from VIVAnews To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |