Bursa kerja: Indonesia Warriors Bidik 5 Kemenangan Beruntun

Bursa kerja: Indonesia Warriors Bidik 5 Kemenangan Beruntun


Indonesia Warriors Bidik 5 Kemenangan Beruntun

Posted: 09 Apr 2013 03:20 PM PDT

VIVAnews – Indonesia Warriors berambisi meraih kemenangan kelima beruntun sekaligus mempertahankan puncak klasemen ASEAN Basketball League (ABL) ketika melawan Sports Rev Thailand Slammers di Nimibutr Stadium, Bangkok, Rabu 10 April 2013.

Peluang Warriors untuk menumbangkan Slammers terbuka lebar. Pasalnya, tuan rumah tidak akan diperkuat pemain andalan mereka, Chris Charles. Forward asal Amerika Serikat itu mendapat sanksi larangan bermain satu pertandingan setelah terlibat kericuhan dengan pemain Saigon Heat David Palmer, pekan lalu.

Absen Charles benar-benar merugikan Slammers. Pasalnya, pemain bernomor punggung 21 itu merupakan top scorer Slammers musim ini, dengan rata-rata 27,3 poin dan 11 rebound dalam tiga pertandingan terakhir.

Warriors sendiri sedang dalam performa terbaik setelah meraih empat kemenangan beruntun. Di pertandingan terakhir, tim besutan John Todd Purves itu sukses menekuk Saigon Heat 83-74, dengan Jerick Canada meraih 21 poin.

Kali terakhir kedua tim ini bertemu pada 27 Maret 2013. Pada pertandingan di Mahaka Square tersebut, Warriors berhasil meraih kemenangan meyakinkan 83-72. Mario Wuysang berhasil menjadi bintang dengan torehan 19 poin. Mario sendiri memiliki rata-rata 15,25 poin dari empat laga melawan Slammers musim ini.

Warriors sendiri saat ini masih memuncaki klasemen ABL dengan rekor 11-3, unggul atas San Miguel Beermen. Sedangkan Slammers berada di posisi keempat dan berpeluang besar lolos ke babak playoffs.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

PSSI Akan Seret Mafia Judi Sepakbola ke Jalur Hukum

Posted: 09 Apr 2013 03:10 PM PDT

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti.

La Nyalla Mattalitti (Marco/VIVAbola)

VIVAbola – Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti bertekad memberantas mafia sepakbola di Indonesia. Niat itu ditegaskan dalam rapat Komite Eksektuif di Hotel Shangri-La, Surabaya, 9 April 2013.

La Nyalla menjamin, PSSI tidak pandang bulu membersihkan mafia judi sepakbola di Tanah Air. Tidak main-main, PSSI akan menyeret oknum yang terlibat praktek terlarang itu ke jalur hukum, termasuk wasit.

"Salah satu terobosan PSSI adalah, memastikan nama wasit dan perangkatnya satu minggu sebelum pertandingan bisa diakses publik," jelas La Nyalla.

"Sudah ada beberapa wasit yang kami non-aktifkan karena terindikasi melakukan penyimpangan. Tiga tahun lagi mereka baru bisa bertugas. Berapa jumlah persisnya, PT Liga Indonesia yang tahu," ungkap pria yang juga menjabat Ketua Kadin Jawa Timur itu.

Menurut La Nyalla, sindikat judi di lapangan harus dicermati semua pihak."Kami akan sweeping hingga ke dalam stadion. Pasti penjudi ada di dalam stadion," sambung dia.

Dalam kesempatan itu, La Nyalla menjelaskan PSSI dan PT Liga tengah mempelajari rekaman pertandingan antara Mitra Kukar vs Barito Putra, Minggu 7 April 2013. Laga yang digelar di Stadion Haji Imbut itu dimenangkan Mitra Kukar dengan  skor tipis 1-0.

Hanya beberapa detik sebelum bubar, wasit Mochamad Adung memberikan keputusan kontroversial, memberikan penalti kepada Mitra karena Esteban Herrera dianggap mendapat dorongan dari pemain Barito di kotak terlarang. Sontak, pemain Barito langsung melakukan protes.

"Seperti kemenangan Mitra Kukar itu, kami masih selidiki. Masukan yang saya terima kemarin, diving itu memang menipu namun akhirnya keterusan," ungkap Nyalla.


• VIVAbola   |   Share :  

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

Imparsial: RUU Kamnas untuk Kepentingan Pilpres 2014

Posted: 09 Apr 2013 02:24 PM PDT

VIVAnews - Direktur Program Imparsial Al Araf menilai Rancangan Undang-undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas) sarat muatan politik. Menurutnya, RUU tersebut hanya untuk kepentingan pemenangan calon tertentu dalam Pilpres 2014 mendatang.

"Salah satu tujuannya adalah memenangkan calon-calon militer dari kelompok tertentu," kata Al Araf, Selasa.

Al Araf menuturkan bahwa pasal 54 (e) dan pasal 22 jo pasal 23 RUU Kamnas rentan penyelewengan. Selain itu, pasal 17 (4) berpotensi membahayakan demokrasi, karena memberi kekuasaan kepada presiden untuk mendefinisikan sebuah ancaman.

"Dewan Keamanan Nasional dalam pasal-pasal itu mempunyai hak dan kuasa khusus menyadap, menangkap, memeriksa dan memaksa orang yang dianggap bisa mengganggu keamanan nasional," tuturnya.

Oleh karena itu, Al Araf meminta DPR melanjutkan pembahasan RUU Kamnas setelah Pemilu 2014, atau oleh DPR periode 2014-2019 mendatang. "Kalau memang RUU ini menjadi komitmen bersama," ucapnya.

Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal mengatakan, militer tidak boleh mencampuri civil society dalam mengkritisi pemerintah. Tugas tentara, katanya, adalah mempertahankan negara dari serangan luar, bukan masuk ke ranah sosial politik.

"Saya memastikan seluruh anggota KSPSI di seluruh Indonesia menolak RUU Kamnas," tegasnya.

Iqbal menuturkan, negara yang sehat ditandai oleh sistem demokrasi yang sehat. Sedangkan demokrasi yang sehat ditandai dengan adanya partai politik, kebebasan pers, dan kehidupan sipil tanpa campur tangan militer.

"Terwujudnya masyarakat madani itu kalau tidak ada intervensi militer dalam kehidupan sosial politik kenegaraan," katanya. (umi)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

Bursa kerja: Indonesia Warriors Bidik 5 Kemenangan Beruntun cari kerja