Bursa kerja: LIVE tvOne: Widodo Jalani Ujian Perdana Lawan Persela

Bursa kerja: LIVE tvOne: Widodo Jalani Ujian Perdana Lawan Persela


LIVE tvOne: Widodo Jalani Ujian Perdana Lawan Persela

Posted: 08 Apr 2013 03:11 PM PDT

Widodo akan melakoni debut bersama Gresik United di laga ini.

Klub

Widodo Cahyono Putro melatih Gresik United (FOTO ANTARA/Syaiful Ari)

VIVAbola – Widodo Cahyono Putro akan memulai debut sebagai pelatih Persegres Gresik United (GU) saat menjamu Persela Lamongan di Stadion Tri Darma, Selasa 9 April 2013 dalam laga lanjutan ISL.

Dalam laga yang disiarkan tvOne pukul 15:30 WIB, kedua tim berada dalam posisi sulit. Sebab, kedua tim sama-sama menelan kekalahan di pertandingan terakhir. GU harus mengakui ketangguhan tuan rumah Persib Bandung 1-3, sedangkan Persela ditekuk 1-2 oleh tamunya Sriwijaya FC.

Kendati Laskar Joko Samudro berada di bawah tekanan, Widodo meminta tim asuhannya tetap fokus dan konsentrasi. Mantan pemain Timnas Indonesia itu meminta tim bermain kolektif di samping menerapkan pressing ketat dan tidak membiarkan lawan mengembangkan permainan.

"Pemain harus melakukan pressing ketat sebelum tim lawan bisa mengembangkan permainan. Jika ingin menang kami harus tampil disiplin dan tidak terpancing ritme permainan lawan," ungkap mantan pemain Petrokimia Putra ini.

Widodo pun meminta Gustavo Chena dan kawan-kawan mewaspadi dua pemain Persela, Jimmy Suparno dan Samsul Arif "Saya kenal karakter beberapa pemain Persela. Jimmy dan Samsul pernah saya latih. Mereka berdua pemain berbahaya dan harus bisa diredam anak-anak," dia menegaskan.

Untuk menambal lini belakang yang ditinggalkan Park Chul-hyung, Widodo telah menyiapkan Lan Bastian."Rotasi pemain tetap ada, apalagi kami kehilangan Park di lini belakang. Untuk menggantikan Park, kami memiliki Lan Bastian," sambung Widodo.

Sementara itu, caretaker Persela Didik Ludiyanto meminta skuad mengeluarkan kemampuan terbaik saat menghadapi GU. Didik menambahkan, isu pergantian pelatih di Persela tidak akan merusak konsentrasi timnya.

"Kami tidak merisaukan dan kepikiran adanya dengan pergantian posisi pelatih GU. Terpenting, saya sudah mengantisipasi gaya permainan mereka saat menghadapi Persib. Materi sudah disiapkan baik belakang, tengah, dan depan. Target realistis bisa poin tiga atau minimal seri."

• VIVAbola   |   Share :  

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

Andi Mallarangeng Diperiksa Sebagai Tersangka

Posted: 08 Apr 2013 03:05 PM PDT

VIVAnews - Tersangka kasus korupsi proyek Hambalang Andi Alfian Mallarangeng akan menjalani pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa, 9 April 2013.

Mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga itu akan diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

"KPK besok akan memeriksa AAM terkait kasus dugaan korupsi proyek Hambalang," kata Johan Budi SP, Juru Bicara KPK di Jakarta.

Johan sendiri belum dapat memastikan kehadiran Andi Mallarangeng ke KPK. Begitu juga dengan rencana KPK yang akan langsung menahan politikus Partai Demokrat itu usai menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di KPK.

"Belum ada jadwal penahanan pada tersangka AAM," ujarnya.

Sementara itu, Kuasa Hukum Andi Mallarangeng, Harry Pontoh memastikan kliennya akan datang untuk memenuhi panggilan KPK. 

"Iya, datang jam 10 pagi. Masa melarikan diri," kata Harry saat dikonfirmasi.

Dia menambahkan, kliennya sejak awal sudah menyatakan akan menghadapi segala konsekuensi dari segala tindakan yang dia lakukan selama memangku jabatan Menpora.

KPK menetapkan Andi Mallarangeng sebagai tersangka Hambalang. Mantan Menpora itu dijerat Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP.

Andi diduga melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang mengakibatkan kerugian negara dengan cara menyalahgunakan kewenangannya sebagai Menpora. Untuk kepentingan penyidikan, KPK telah mencegah Andi Mallarangeng berpergian ke luar negeri.

Selain Andi, KPK juga menetapkan Kepala Biro Perencanaan Kemenpora, Dedi Kusdinar dan mantan Kepala Divisi I PT Adhi Karya, Teuku Bagus Mohamad Noor sebagai tersangka. 

Dalam perkembangan penyidikan kasus hambalang, KPK menetapkan mantan Anggota Komisi X DPR, Anas Urbaningrum sebagai tersangka. Mantan ketua umum Partai Demokrat itu diduga menerima gratifikasi proyek Hambalang.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

Gusnaldi dan The Power of Make-up

Posted: 08 Apr 2013 03:01 PM PDT

Berkarier sebagai make-up artist lebih dari satu dekade membawa Gusnaldi pada banyak pengalaman menarik. (Dok. Pribadi Gusnaldi)

Berkarier sebagai make-up artist lebih dari satu dekade membawa Gusnaldi pada banyak pengalaman menarik. (Dok. Pribadi Gusnaldi)

VIVAlife – Lelaki itu dengan khidmat menyapukan kuas ke wajah seorang model perempuan. Dia begitu terampil memegang kuas, menyapu krim, dan juga riasan aneka warna.  Dia mulai dari mata, alis, lalu turun ke bibir.  Warna-warni itu kian membuat wajah molek itu bercahaya.

Gusnaldi,  lelaki tukang rias itu,  lalu menatap setiap detil riasan. Dia lalu menyeimbangkan warna di atas kelopak mata, dan juga riasan di bagian kening.  Setengah jam kemudian, baru dia meletakkan kuasnya.  Di cermin, wajah perempuan itu kini bertambah jelita. Gusnaldi tersenyum lebar. Dia puas.

Kekuatan make-up. Dua kata ini dipahami betul oleh Gusnaldi. Selama lebih 15 tahun lelaki itu menekuni profesi make-up artist.  Dia kian lihai "melukis" wajah perempuan. Dari wajah biasa-biasa saja, menjelma bak artis ternama.

"Make-up bisa menyempurnakan ketidaksempurnaan wajah seseorang," ujar pria kelahiran 25 Desember 1974 ini kepada VIVAlife.

Gusnaldi tak ingin menyimpan sendiri ilmu mempercantik wajah itu. Ia menuangkan dahsyatnya kekuatan make-up lewat buku bertajuk The Power of Make-up pada 2003. Menggandeng artis-artis ternama  seperti Dewi Sandra dan Luna Maya sebagai model, buku ini laris di pasaran, dan beberapa kali dicetak ulang.

Dalam buku itu, Gusnaldi berhasil mengecoh pembaca lewat tampilan wajah Rachel Maryam yang menyerupai penyanyi ternama Amerika Serikat. 

"Secara visual, saya bisa mengubah orang seperti Rachel Maryam mirip Alicia Keys. Ada teknik-tekniknya," ucapnya.

Tak lama setelah diterbitkan di Indonesia, buku The Power of Make-up menarik perhatian salah satu institusi di Malaysia. Mereka mencetak buku itu dalam Bahasa Melayu, dan dipasarkan di Negeri Jiran. Saat itu, bisa dikatakan The Power of Make-up adalah buku make-up pertama di Asia yang dihasilkan seorang make-up artist.

Sempat jadi atlet

Kekuatan make-up tak hanya mengubah wajah orang-orang yang diriasnya. Ia juga  mengubah kehidupan Gusnaldi sendiri. Dulu, profesi sebagai make-up artist tak pernah terbayangkan dalam benak pria peraih The Best Make-Up Artist 2000 ini.

Gusnaldi remaja justru lebih tertarik dunia olahraga. Dia suka bulu tangkis. Pria asal Bukittinggi itu bahkan sempat mewakili Indonesia dalam ajang Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Yunior. Namun, prestasi yang diraih kala itu tak cukup membuat Gusnaldi setia pada profesinya sebagai atlet. Ia hengkang. Katanya, dunia olahraga tak terlalu menjanjikan bagi hidup.

Lepas dari dunia olahraga, Gusnaldi bekerja serabutan. Dia pernah menjadi pegawai pada koperasi karyawan sebuah kantor pemerintah. Dia juga sempat tes masuk Akademi Kepolisian. Dia juga ingin sekolah lebih tinggi, dan ikut tes penerimaan mahasiswa baru (Sipenmaru saat itu).

Namun takdir berkata lain. Dari sekadar iseng mendaftar di sebuah lembaga kecantikan di Jakarta, langkah Gusnaldi di dunia make-up dimulai.  Setelah kursus selama dua bulan ia ditawari magang di salah satu perusahaan kosmetik terbesar di Tanah Air. Di sana, ia digembleng habis-habisan.

"Kalau saya ingin menyerah saat itu, saya bisa saja berhenti saat itu juga. Tapi saya malah membulatkan tekad terus terjun dalam dunia ini. Saya ingin menunjukkan saya bisa," ujar pria yang mengidolakan make-up artist Sally Rutten ini.

Satu setengah tahun bergabung, ia merasa punya bekal keahlian yang cukup. Bersama temannya, Gusnaldi memutuskan membuka salon sendiri. Tidak mengkhususkan diri sebagai make-up artist, tapi lebih melayani berbagai kalangan.

Tak dinyana, salon itu digandrungi masyarakat dan mulai dilirik banyak media. Ini membuat Gusnaldi akhirnya mantap bersolo karier, dan membuka salon dengan namanya sendiri. Kini, ia punya dua salon. Satu di Jalan Wijaya, lainnya di Kelapa Gading. Pelanggan tetapnya pun bervariasi, mulai dari ibu rumah tangga hingga artis.

"Orang mulai mencintai dunia kecantikan. Itu pengakuan dari masyarakat bahwa dunia kecantikan bisa menjanjikan masa depan bagi mereka yang serius dan fokus," ujar pria yang lebih senang merias wajah orang awam itu.

Karakter wajah

Berkarier sebagai make-up artist lebih dari satu dekade membawa Gusnaldi pada banyak pengalaman menarik. Salah satunya, ia melihat kecenderungan wanita Indonesia berdandan dengan make-up lebih tebal.

"Di Indonesia masih kurang pede kalau tidak make-up tebal. Sementara di luar negeri justru artis menggunakan make-up ringan. Kalau make-up di bagian mata gelap, di sisi lain ia tampilkan ringan," ujar pria yang pernah merias supermodel dunia Linda Evangelista ini.

Pesohor dunia, ujar Gusnaldi, sudah sangat mengerti tentang fashion make-up. Itu sebabnya, mereka sangat mempercayakan wajah pada sang make-up artist untuk diubah agar tak tampil membosankan.

Namun, kepercayaan ini tentu hanya bisa diperoleh berkat kepiawaian. Soalnya, tak sedikit make-up artist yang kerap melakukan kesalahan. Salah satu sebabnya karena mereka gagal membaca karakter wajah orang.  "Itu kesalahan fatal," katanya.

Mungkin karena studinya mendalami karakter wajah manusia, ada banyak orang ingin diriasnya. Dia, misalnya, sangat ingin memoles wajah artis Meriam Bellina. Bagi Gusnaldi, artis era 1990-an itu adalah orang yang sangat menginspirasinya.

"Dia itu adalah sumber ketertarikan saya ke dunia film, dunia akting. Meski saya tidak bermain akting, saya tertarik dengan dunia itu," ucapnya.

Yang jelas, Gusnaldi terus menggali ilmu tentang make-up.  Dia tak hanya berpatok pada pengetahuan dalam negeri,  tapi juga memperkaya informasi seputar make-up dari mancanegara. Dia sepertinya paham,  dalam soal ilmu, di atas langit masih ada langit.

"Orang naik itu gampang. Tapi mempertahankan di atas itu sulit," ujar  Gusnaldi. (np)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: Jousting With Toothpicks - The Case For Challenging Corporate Journalism http://www.medialens.org/index.php/alerts/alert-archive/alerts-2013/719-jousting-with-toothpicks-the-case-for-challenging-corporate-journalism.html.

Bursa kerja: LIVE tvOne: Widodo Jalani Ujian Perdana Lawan Persela cari kerja