Bursa kerja: Kisah Heroik Teknisi Kereta Sebelum Tewas Terbakar

Bursa kerja: Kisah Heroik Teknisi Kereta Sebelum Tewas Terbakar


Kisah Heroik Teknisi Kereta Sebelum Tewas Terbakar

Posted: 10 Dec 2013 03:30 PM PST

VIVAnews – Soryan Hadi. Pria muda berusia 21 tahun ini hanya orang biasa. Namun keberaniannya menyelamatkan penumpang dan merelakan nyawa sendiri melayang dalam kecelakaan kereta tragis di Bintaro, Jakarta Selatan, mengharumkan namanya,  meski tanah basah menutupi jenazahnya, Selasa malam 10 Desember 2013.

Surya Putra, sepupu almarhum Sofyan, menceritakan perbincangan keluarga dengan manajemen PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) yang datang melayat ke rumah duka. Staf KCJ mengatakan, Sofyan adalah pahlawan. Dia memilih menunaikan tugasnya ketimbang menyelamatkan diri sendiri.

Sofyan berada di kabin masinis bersama masinis Darman Prasetyo dan asisten masinis Agus Suroto ketika kereta rel listrik Serpong-Tanah Abang melaju Senin siang itu, 9 Desember 2013. Mendekati perlintasan kereta di kawasan Bintaro, terlihat bahaya menghadang. Truk tangki Pertamina ada di tengah lintasan rel.

Masinis pun meminta Sofyan menyuruh para penumpang di gerbong paling depan mundur ke belakang karena kereta akan menabrak truk tangki itu. Dalam hitungan detik waktu yang tersisa, Sofyan keluar dari kabin masinis dan memerintahkan penumpang mundur sambil berpegangan pada tiang atau kursi penumpang.

Saat itu penumpang sulit bergerak karena gerbong khusus wanita yang berada di bagian paling depan rangkaian amat penuh dan mereka saling berdesakan. Sofyan terus memerintahkan mereka untuk mundur.

Soryan kemudian melihat ada anak kecil di gerbong depan. Dia langsung membawa anak itu bergeser ke gerbong belakang. Sofyan sempat mundur sampai gerbong ketiga demi menyelamatkan anak yang tak dikenalnya itu.

Saat itu, bisa saja Sofyan diam di gerbong itu. Toh dia tahu tabrakan tak bakal terhindarkan. "Tapi dia tidak mau meninggalkan masinis dan asisten masinis yang ada di ruang kemudi. Dia lari lagi balik ke depan, ke kabin masinis. Padahal kalau dia mau, dia bisa loncat cari selamat waktu berada di gerbong tiga. Tapi sepertinya dia tidak mau meninggalkan tanggung jawabnya," kata Surya.

Ketika Sofyan sudah kembali ke kabin masinis, tabrakan dahsyat pun terjadi. Api berkobar melalap kabin masinis dan gerbong pertama kereta. Sofyan dan kedua rekannya tewas seketika. Jasad mereka ditemukan bertumpukan di kabin masinis.

Keluarga ikhlas

Keluarga ikhlas melepas kepergian Sofyan. Mereka bersyukur atas banyaknya perhatian yang diberikan pada Sofyan. Sejak kecelakaan terjadi hingga proses pemakaman, banyak orang yang membantu.

"Seluruh pihak, mulai dari PT KAI tempat Sofyan bekerja sampai asuransi, semua datang. Dirut KAI bahkan datang langsung. Mereka tak lepas tanggung jawab," ujar Supriatna, paman Sofyan, di rumah duka di kawasan Bekasi Timur.

"Keluarga sudah ikhlas atas kematian ini. Rezeki dan maut itu  kuasa Allah. Kalau tidak ikhlas, berarti kami tidak percaya Tuhan," kata dia.

Sebagai bentuk penghargaan tinggi KAI atas dedikasi Sofyan, keluarga Sofyan yang ingin bekerja di KAI bisa langsung masuk tanpa tes. "Sofyan bisa saja memilih tidak kembali ke kabin masinis setelah memperingatkan penumpang. Tapi ia justru balik lagi membantu rekan-rekannya. Saya sendiri belum tentu sanggup dalam kondisi seperti itu harus menentukan pilihan akan bagaimana," ujar Direktur Utama KAI, Ignasis Jonan.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Pendiri Aplikasi Line, Lee Hae-jin, Jadi Miliarder Baru Korea

Posted: 10 Dec 2013 03:16 PM PST

VIVAnews - Lee Hae-jin berusia 46 tahun, dia adalah pendiri Naver Corp, operator portal internet nomer satu di Korea. Dia bergabung menjadi miliarder baru berkat pertumbuhan pengguna aplikasi social media multifungsi yang disebut Line.

Dikutip dari laman Forbes, Selasa 10 Desember 2013, Lee menjadi Chairman di Naver dan mempunyai 4,6 persen saham di Naver dan NHN Entertainment, perusahaan pemilik Line. Kedua perusahaan itu saat ini sudah menjadi perusahaan publik. Lee dikabarkan mendapatkan US$60 juta dalam bentuk dividen selama 10 tahun terakhir.

Pada Agustus lalu, NHN, raksasa internet Korea membagi entitas bisnisnya menjadi dua yakni Naver dan NHN Entertainment. Naver fokus pada layanan portal dan mobile, termasuk Line, sementara NHN Entertainment meneruskan perannya sebagai portal game online.

Ketika dipisahkan, Naver dan NHN mencatatkan kembali sebagai perusahaan publik di bursa saham Korea pada 29 Agustus dengan harga saham 460.000 won atau US$437,68.

Lee Hae-jin menempati peringkat ke-34 pada daftar 50 orang terkaya di Korea yang telah dirilis Forbes pada April lalu dengan jumlah kekayaan US$575 juta.

Spesialis pasar keuangan menuturkan perkembangan pengguna baru Line di masyarakat global sangat besar dan di luar perkiraan. Line adalah aplikasi sosial media multifungsi, aplikasi instant message gratis pada Line memungkinkan pengguna untuk membuat panggilan gratis dan pesan melalui iPhone, Android, dan PC.

Saat ini Line tersedia dalam 14 bahasa di seluruh dunia dengan Jepang, Thailand, dan Taiwan sebagai tiga pasar terbesar.

Tidak seperti WhatsApp, pengguna dapat mendowload aplikasi Line gratis. Perusahaan mendapatkan pendapatan justru dari sub-aplikasi seperti game, chat stickers, line camera (aplikasi photo-editing yang dapat menggabungkan gambar dengan teks dan efek pada foto), dan kartu Line.

Awalnya Line Corp. diluncurkan oleh Naver Jepang pada Juni 2011. Aplikasi menarik ini memiliki 100 juta pengguna pertama pada Januari 2013, hanya dalam waktu 19 bulan sejak dikenalkan ke publik.

Aplikasi Twitter dan Facebook membutuhkan 49 bulan dan 54 bulan untuk dapat mencetak rekor penggunanya.

Pengguna Line pun terus melonjak. Dalam 6 bulan dari Januari hingga Juli 2013, pengguna Line bertambah 100 juta pengguna dan pada akhir November pengguna Line juga bertambah 100 juta pengguna lagi.

Pemilik Line mengklaim hingga 26 November pendowload aplikasi Line mencapai 300 juta pengguna.

Park Jae-seok, analis broker Kores di Samsung Securities, dalam laporan terbarunya memperkirakan aplikasi Line akan menyumbang lebih dari 50 persen ke total pendapatan Naver dalam lima tahun.

"Akan ada 500 juta hingga 600 juta orang yang akan menggunakan Line pada akhir tahun depan," ujarnya.

Dia menjelaskan untuk mengejar ketertinggalan Line dengan pesaing asal China, Line perlu mengambil sebagian besar keuntungannya untuk pemasaran.

Di Korea, jumlah pelanggan Line tertinggal dari pesaingnya yakni Kakao Talk, aplikasi moblie messanger gratis untuk smartphone dan PC. Kakao Talk dirilis pada 18 Maret 2010 oleh Kakao Corp.

Kim Beom-su, pendiri dan Chairman Kakao, menjadi dasar pembentukan Naver. Pada 1998, Kim mendirikan Hangame yang akhirnya melakukan merger dengan Lee Naver pada tahun 2000 dan membentuk NHN.

Kim dan Lee adalah lulusan sarjana teknis di Seoul National University dan memulai karirnya di Samsung SDS, anak usaha dari Samsung Group.

Di sebuah jumpa pers untuk merayakan 300 juta pengguna Line di Tokyo baru-baru ini, Lee mengaku dia tertantang untuk menjadikan Line lebih bersaing di industri mobile global.

"Kami masih jauh lebih kecil dibandingkan pengguna Google, GOOG +75% dan Facebook. Namun, Naver telah mengalahkan Google di pasar lokal, saya percaya kami memiliki potensi yang cukup besar untuk melanjutkan pertumbuhan dan berhasil di pasar global," harapnya. (sj)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Masinis yang Tewas Pilih Lindungi Penumpang Ketimbang Selamatkan Diri

Posted: 10 Dec 2013 03:12 PM PST

VIVAnews – Darman Prasetyo pulang tinggal nama di usia mudanya yang ke-26 tahun. Masinis kereta itu tewas dalam kecelakaan kereta rel listrik yang menabrak tangki truk Pertamina di pintu lintasan kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Senin 9 Desember 2013.

Darman meninggalkan istri cantik dan anak lelaki yang masih berumur 2 tahun. Jenazah Darman sampai di Tegal, Jawa Tengah, Selasa malam 10 Desember 2013.

Kesedihan serupa menyelimuti rumah duka keluarga asisten masinis Agus Suroto dan teknisi kereta Sofyan Hadi. Mereka semua tewas di usia muda. Agus berumur 24 tahun dan Sofyan 21 tahun. Darman, Agus, dan Sofyan bertugas bersama di kabin masinis kereta maut jurusan Serpong-Tanah Abang Senin itu.

Mereka pun meninggal bersama ketika benturan dahsyat antara KRL dan truk tangki berisi penuh premium, tak terelakkan. Jasad ketiganya ditemukan bertumpuk di kabin masinis.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Ignasius Jonan, melepas jenazah mereka dari Stasiun Gambir dengan mata berkaca-kaca. Jonan angkat topi kepada ketiga anak buahnya itu.

Ia mengatakan, sesungguhnya masinis dan kedua krunya amat bisa menyelamatkan diri lebih dulu sebelum kereta menabrak truk tangki. Posisi mereka di bagian paling depan kereta memungkinkan untuk mengetahui apakah tabrakan bisa dihindarkan atau tidak.

"Tapi mereka bertiga terus berupaya menghindari tabrakan untuk menyelamatkan penumpang, sampai akhirnya tabrakan terjadi," kata Jonan. Menurutnya, tak semua orang punya dedikasi dan keberanian semacam itu hingga sampai bersedia mengorbankan jiwanya.

"Saya sendiri belum tentu sanggup dalam kondisi seperti itu harus menentukan pilihan akan bagaimana," ujar Jonan dengan mata berkaca-kaca.

Jonan juga memberi perhatian khusus pada teknisi kereta Sofyan Hadi. Berdasarkan keterangan penumpang perempuan yang berada di gerbong khusus wanita di bagian paling depan rangkaian KRL, Sofyan sempat keluar dari kabin masinis untuk memperingatkan penumpang. "Dia menyuruh penumpang mundur ke belakang mareka kereta mau menabrak truk tangki," kata Jonan.

Para penumpang wanita di gerbong depan segera bergeser ke belakang sedapatnya mendapat peringatan itu. "Sofyan sepertinya diminta masinis dan asisten masinis memperingatkan penumpang. Masinis dan asistennya sendiri mencoba melakukan penyelamatan dengan pengereman," ujar Jonan.

Hebatnya, kata Jonan, Sofyan tidak mencoba menyelamatkan diri dengan ikut bergeser ke gerbong belakang. "Sofyan bisa saja tidak kembali ke kabin depan setelah memperingatkan penumpang. Tapi ia justru balik lagi ke kabin membantu rekan-rekannya," ujar Jonan.

Sebagai penghormatan KAI terhadap ketiga karyawannya yang berani berkorban nyawa, masinis Darman Prasetyo dan asisten masinis Agus Suroto dinaikkan pangkatnya dua tingkat, sedangkan teknisi Sofyan Hadi yang berstatus karyawan kontrak diangkat menjadi karyawan tetap.

"Bila ada keluarga mereka yang mau jadi karyawan PT KAI , bisa langsung masuk tanpa tes. Saya yang menjamin. Ini bentuk penghormatan kami," kata Jonan.

Kesaksian penumpang

Julie Retna, salah satu penumpang selamat yang berada di gerbong khusus wanita paling depan, membenarkan ucapan Jonan. Menurut perempuan 54 tahun itu, ada kru kereta yang keluar dari kabin kemudi untuk memberi tahu penumpang bahwa kereta akan tabrakan.

Julie yang berada dekat dengan kabin masinis lantas mengintip ke pintu kabin yang terbuka. Matanya langsung melihat pemandangan mengerikan di depannya, tabrakan akan terjadi dalam hitungan detik. Hingga kini, Julie yang masih dirawat di rumah sakit masih syok.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Bursa kerja: Kisah Heroik Teknisi Kereta Sebelum Tewas Terbakar cari kerja