Bursa kerja: Pengamat: Lawan Thailand, Indonesia Kehilangan Arah

Bursa kerja: Pengamat: Lawan Thailand, Indonesia Kehilangan Arah


Pengamat: Lawan Thailand, Indonesia Kehilangan Arah

Posted: 12 Dec 2013 03:10 PM PST

"Tak ada pemain yang berperan sebagai motivator ulung," kata Ucup.

Berita Terkait

Para pemain Timnas Indonesia U-23 berlatih di Stadion Mini Padonmar, Yangon (VIVAnews/Marco Tampubolon)

VIVAbola - Timnas Indonesia U-23 kalah dengan skor telak 1-4 dari Thailand di laga kedua SEA Games 2013, Myanmar, Kamis, 12 Desember 2013. Tidak hanya kalah, permainan Indonesia pun terlihat sangat buruk.

Organisasi permainan tidak tersusun secara rapi. Komunikasi antar pemain juga sangat buruk. Kondisi itu menyebabkan permainan Indonesia tidak berkembang. Terlebih, mereka sudah tertinggal satu gol sejak menit-menit awal.

"Kalau dilihat, mereka bermain sangat panik. Setelah tertinggal satu gol di menit-menit awal, seharusnya pemain Indonesia bisa langsung memberikan respons. Nyatanya, mereka justru bermain buruk karena tertekan," kata pengamat sepakbola, Andi Bachtiar Yusuf, ketika ditemui VIVAbola di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis 12 Desmber 2013.

Menurut Andi, Timnas U-23 tidak memiliki pemain yang bisa berperan sebagai motivator ulung. Sehingga ketika tim sedang tertinggal, mereka tidak bisa keluar dari tekanan itu.

"Saat tertekan, seharusnya ada satu pemain yang bisa menjadi motivator. Tapi, tidak satu pun yang bisa menjalankan peran tersebut. Hasilnya, mereka bermain seperti kehilangan arah," ucap Andi.

"Indonesia di SEA Games kali ini juga dihadapkan pada permasalahan kurangnya pemain di lini depan.  Lalu, pemilihan pemain yang saya pikir agak sedikit aneh," sambung dia.

Dengan kekalahan telak ini, Indonesia masih tertahan di peringkat ketiga Grup B. Mereka hanya berhasil mengumpulkan tiga poin dari dua laga yang dijalani. Torehan gol mereka juga cukup minim dengan hanya memasukkan dua gol saja.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Berlaku Kasar di Kafe Ini Bakal Kena Biaya Tambahan

Posted: 12 Dec 2013 03:08 PM PST

VIVAnews - Untuk mendatangi sebuah kafe di Prancis, semua orang harus berlaku sopan. Jika tidak, mereka akan dikenakan harga yang lebih mahal.

Hal ini terjadi di Petite Syrah café di Nice, seperti diberitakan Telegraph pekan ini. Kafe ini memperkenalkan sistem pembayaran khusus yang tergantung pada sikap pelanggannya.

Kopi biasa harganya 7 euro (Rp116 ribu). Namun bisa pelanggan memesan sambil mengatakan "tolong", maka harganya turun menjadi 4,25 euro (Rp70 ribu). Harganya bisa lebih murah lagi, yaitu 1,40 euro (Rp23 ribu) jika pelanggan dengan ramah mengatakan pada barista, "Halo, tolong buatkan satu kopi".

"Awalnya ini hanya lelucon, karena biasanya saat jam makan siang, orang-orang sangat stress dan terkadang memperlakukan kami sangat kasar saat memesan kopi. Ini cara kami mengatakan 'Santai saja'," kata manajer kafe ini, Fabrice Pepino.

Pepino mengaku dia sebenarnya tidak benar-benar menjatuhkan harga mahal bagi pelanggan kasar. Namun, peraturan ini membantu meningkatkan atmosfer kehangatan di dalam kafe, serta disukai para pelanggan.

"Orang-orang lebih santai sekarang, dan mereka lebih sering tersenyum. Itu yang terpenting," kata Pepino. (eh)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Suporter Nyentrik Thailand Sambangi SEA Games 2013

Posted: 12 Dec 2013 03:00 PM PST

Thailand Khamtong juga sudah tiga kali ke Indonesia.

Berita Terkait

Suporter Nyentrik asal Thailand (Marco Tampubolon/VIVAbola)

VIVAbola - Beragam cara dilakukan oleh suporter untuk mendukung tim kesayangannya. Kadang tidak lazim dan di luar akal sehat. Demi mendapat perhatian, tak jarang fans juga tampil dengan dandanan yang nyentrik.

Thailand Khamtong salah satunya. Pria berusia 47 tahun tersebut sengaja datang ke Myanmar untuk mendukung timnas Thailand yang berhadapan dengan Indonesia pada penyisihan Grup B, SEA Games XXVII, kemarin.

Penampilan Khamtong sangat mencolok. Selain mengenakan busana tradisional Thailand, pria paruh baya itu juga melengkapi penampilannya dengan topi rajutan dan kain berwarna merah-putih-merah yang menjadi ciri khas warna bendera Thailand. Dia menempatkan bendera kecil di sana. Khamtong juga membawa payung berwarna sama dan satu buah drum.

"Ya, saya datang ke sini untuk mendukung Thailand pada SEA Games 2013," katanya saat ditemui di depan pintu VIP YTC Stadium, Yangon, Myanmar. "Nama saya Thailand Khamtong. Hanya ada satu Thailand Khamtong," sambung fans nyentrik itu sembari menunjukkan ID card yang dimilikinya.

Kepada VIVAbola, Khamtong mengaku sudah beberapa kali bertualang ke luar negeri untuk mendukung timnas Thailand. Dia bahkan sudah pernah ke Indonesia. "Saya pernah ke Jakarta, Solo, dan Bali," beber Khamtong. "Terima kasih ya," ujar dia memamerkan kemampuan bahasa Indonesianya.

Khamtong ternyata cukup populer di kalangan masyarakat Thailand. Beberapa wartawan asal Negeri Gajah Putih juga cukup akrab dengan dia. "Dia ini dikenal sebagai Duk Dae, atau pelawak," ujar salah seorang wartawan Thailand saat melihat foto yang disodorkan VIVAbola.

Mujur, petualangan Khamtong tidak sia-sia. Thailand berhasil mengalahkan Indonesia dengan skor cukup telak 4-1. Ini merupakan kemenangan kedua Thailand di penyisihan Grup B. Dengan enam poin dari dua laga, peluang Thailand pun semakin besar menuju babak semifinal.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Bursa kerja: Pengamat: Lawan Thailand, Indonesia Kehilangan Arah cari kerja