Bursa kerja: Harga Mobil Murah Suzuki Naik Rp1,5 Juta |
- Harga Mobil Murah Suzuki Naik Rp1,5 Juta
- Peneliti: Otak Mati, Tubuh Dapat Hidup dalam Waktu Lama
- Ini Efek Negatif Terlalu Sering Curhat
Harga Mobil Murah Suzuki Naik Rp1,5 Juta Posted: 06 Jan 2014 03:45 PM PST VIVAnews – Memasuki 2014, mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) besutan Suzuki, Karimun Wagon R mengalami kenaikan harga mulai Januari 2014. Menurut 4W Marketing & DND Director PT Suzuki Indomobil Sales, Davy J. Tuilan, harga mobil yang diperkenalkan pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013 naik sebesar Rp1,5 juta untuk semua tipe. "Harga off the road dari pemerintah maksimal Rp95 juta. Dengan kenaikan harga Wagon R, ini belum melewati aturan," kata Davy saat dihubungi VIVAnews, Senin 6 Januari 2014. "Kalau tidak lewat Rp95 juta, tidak perlu persetujuan (pemerintah)," sambung Davy. Seperti diketahui, sebelumnya, beragam argumen datang dari berbagai produsen mobil untuk menaikkan harga produknya, antara lain disebabkan pemberlakuan pajak BBN (bea balik nama). Tidak hanya itu, faktor lainnya soal kenaikan harga bahan baku dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah. Kondisi ini sangat berkaitan, sebab pembuatan produk LCGC masih memerlukan bahan baku yang diimpor dan menggunakan dolar sebagai alat pembayaran. Berikut daftar harga baru Karimun Wagon R per 1 Januari 2014 yang naik Rp1,5 juta: - Karimun Wagon R GA Rp78.500.000. - Karimun Wagon R GL Rp91.400.000. - Karimun Wagon R GX Rp101.400.000. Semuanya dijual dengan status on the road Jakarta. (art) This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
Peneliti: Otak Mati, Tubuh Dapat Hidup dalam Waktu Lama Posted: 06 Jan 2014 03:30 PM PST VIVAnews - Peneliti bedah saraf Amerika Serikat berpendapat bahwa orang dengan kondisi otak mati, berpotensi tetap hidup dalam jangka lama, meski berisiko berkembang tak sempurna, atau penuh risiko. Melansir LiveScience, Senin 6 Januari 2014, Diana Greene Chandos, asisten profesor bedah saraf dan neurologi Ohio State University Wexner Medical Center tersebut, menyampaikan hal itu menyusul kasus gadis usai 13 tahun dari Oakland California, AS, Jahi McMath yang dinyatakan mati otak oleh tim dokter yang merawatnya sebulan lalu. Namun, hingga kini McMath masih tetap dipertahankan hidupnya dengan bantuan teknologi, dengan dukungan ventilator. Sebelumnya, terkait pasien dengan otak mati yang dapat dipertahankan hidupnya, pernah menjadi pembahasan pada 1950-an di Prancis, dengan enam pasien yang terus hidup selama dua hingga 26 hari tanpa aliran darah ke otak. Tetapi, untuk kasus McMath, hakim setempat telah memerintahkan untuk mematikan mesin bantuan pada pekan depan. Hukum AS dan banyak negara lain mengatakan, seseorang secara hukum dinyatakan meninggal jika secara permanen telah mati otak, kehilangan seluruh pernapasan dan fungsi peredaran darah. Dalam kasus McMath, tiga dokter yang merawatnya menyimpulkan gadis itu telah mati otak. Greene Chandos mengatakan sistem intrinsik jantung masih menjaga organ denyut untuk waktu singkat setelah seseorang mengalami mati otak. Ia menambahkan, tanpa bantuan ventilator, denyut akan berhenti dengan sangat cepat, biasanya tak kurang dari satu jam. Sementara itu, dengan dukungan ventilator ini, proses biologi ginjal, fungsi lambung dapat berjalan selama satu pekan. Kenneth Goodman, direktur program Bioetika Universitas Miami mengatakan bahwa fungsi tersebut tak berarti orang masih hidup. "Jika mati otak, Anda mati. Tapi, dengan bantuan teknologi, kita bisa membuat tubuh melakukan beberapa hal yang harus dilakukan ketika Anda masih hidup," kata Goodman. Keberadaan otak sangat vital. Tanpa otak, tubuh tak mengeluarkan hormon penting yang dibutuhkan untuk proses biologis, misalnya lambung, ginjal, dan fungsi kekebalan tubuh. Greene Chandos menegaskan, tekanan darah normal juga tergantung pada kehidupan otak. Dan, orang dengan otak yang mati biasanya tak akan bertahan dalam waktu lama. Pemasangan ventilator hanya menunda kematian. "Jika semua kriteria kematian otak terpenuhi, cukup jelas tak ada lagi yang tersisa," ujar Greene-Chandos. Meski menilai orang dengan otak mati kecil kemungkinan bertahan hidup, Greene-Chandos juga punya pendapat yang membangunkan harapan pasien. Dengan bantuan teknologi terkini, adanya ventilator, tambahan tekanan darah dan hormon, ia meyakini, secara teori tubuh orang dengan otak mati dapat bertahan dalam waktu yang lama, bahkan tanpa batas waktu. Namun, ia menekankan bahwa ketahanan orang dengan mati otak itu tergolong sulit, mengingat jaringan tubuh berisiko terkena infeksi. Dia mengaku akan memindahkan McMath ke fasilitas lain untuk mendapatkan dukungan hidup dalam jangka panjang. (art) This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
Ini Efek Negatif Terlalu Sering Curhat Posted: 06 Jan 2014 03:14 PM PST Terlalu sering curhat justru membuat masalah semakin rumit. (iStockphoto) VIVAlife - Berkeluh kesah dengan teman saat menghadapi masalah, memang membuat perasaan lebih baik. Kehadiran seorang teman dianggap mampu meredakan hati, karena emosi yang terpendam berhasil dikeluarkan. Tapi curhat tidak selamanya berdampak positif. Jika terlalu banyak mengungkapkan semua permasalahan pada teman, bukan tidak mungkin membuat masalah justru jadi semakin rumit. Berikut beberapa kerugian yang akan Anda alami jika terlalu terbuka dengan teman atau sahabat, seperti dikutip iDiva. Yang artinya, perasaan akan menjadi lebih baik ketika kita mendapatkan dukungan dari orang lain. Menuangkan isi hati kepada sahabat mungkin tampak seperti hal yang wajar. Tetapi ini bukan cara yang bijaksana, karena efek nyaman yang berlebihan akan membuat Anda untuk terus bercerita dan membongkar segala sesuatunya tentang diri Anda. Menambah masalah Ini disebabkan karena rasa khawatir membuat mereka terjebak dalam pikiran negatif, yang kemudian menjadi rasa panik, depresi dan stres. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu, ini dapat berubah menjadi kecemasan emosional yang tidak sehat. Makin membuat cemas This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
You are subscribed to email updates from VIVAnews To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |