Bursa kerja: Acha Septriasa Bicara Soal Pernikahan yang Tertunda

Bursa kerja: Acha Septriasa Bicara Soal Pernikahan yang Tertunda


Acha Septriasa Bicara Soal Pernikahan yang Tertunda

Posted: 04 Mar 2014 03:28 PM PST

Acha Septriasa (facebook.com)

Acha Septriasa (facebook.com)

VIVAlife- Setelah satu tahun lamanya saling mengenal, penyanyi juga aktris Acha Septriasa akhirnya dipinang sang kekasih, Radipto Indra Rukmana 12 Agustus tahun lalu.

Dito yang empat tahun lebih tua dari Acha kabarnya juga seorang yang bekerja di dunia pertelevisian. Sempat merahasiakan rencana pernikahannya, kini Acha mengaku bahwa rencana untuk melepas masa lajang ternyata harus tertunda.

"Pernikahan mundur bukan karena film tapi karena Abang (Ditto) lagi sakit. Sekarang sih sudah sehat," kata Acha saat menghadiri press screening film terbarunya 'Aku Cinta Kamu' di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta.

Hingga kini Acha belum bersedia membeberkan kapan hari bahagianya tersebut akan digelar. Acha hanya menegaskan bahwa persiapannya masih panjang. Segudang kesibukan Acha membuat pihak keluargalah yang akhirnya turun tangan melakukan segala perencanaan pernikahannya.

"Kita anak kesayangan mama-papa. Abang anak lelaki pertama. Saya anak cewek pertama. Bakal beradat dan berbudaya."

Pengalaman harus menunda pernikahan, tak selalu berarti sebuah kesedihan. Apalagi, Acha berkesempatan membintangi sekaligus menyutradari omnibus film 'Aku Cinta Kamu' yang berjudul 'Firasatku'. Menariknya lagi, Acha mengaku menerima tawaran tersebut lantaran skenarionya mirip dengan kisah asmara yang tengah dialaminya.

"Kenapa film ini diterima karena tentang kehidupan sebelum menikah. Sama dengan cerita yang sedang saya alami. Akhirnya pernikahan mundur tapi nggak apa-apa karena punya pilihan berbuat lebih buat karier dan mengenal pasangan lebih dekat." (eh)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Kontroversi Corby: dari Pembebasan Bersyarat Hingga Bunuh Diri

Posted: 04 Mar 2014 03:28 PM PST

VIVAnews - Dengan menutup seluruh kepala dengan kain tipis dan topi, Schapelle Leigh Corby melenggang keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kerobokan, Bali, 10 Februari lalu. Bisa menghirup udara bebas tak lantas membuat Corby bebas dari kontroversi.

Pembebasan bersyarat yang dikabulkan Kementerian Hukum dan HAM Indonesia bagi Corby inipun sempat juga menuai kontroversi. Komitmen Pemerintah memberantas peredaran narkoba dipertanyakan.

Sekitar seminggu setelah Corby bebas, Polisi Federal Australia (AFP) menggeledah kantor kantor stasiun berita Channel Seven yang berada di Pyrmont dan Eveleigh, karena diduga telah melanggar UU Hasil Kejahatan. AFP juga menggeledah majalah New Idea yang berada di Eveleigh.

Penggeledahan itu diduga terkait rencana Channel Sevel membayar Corby senilai US$2 juta atau Rp22 miliar untuk sebuah wawancara eksklusif.

Namun, penggeledahan ruang kerja para petinggi Channel Seven sempat dihalang-halangi oleh karyawan stasiun televisi itu. Aksi penggeledahan itu bahkan sempat direkam oleh Channel Seven dan sempat membuat petugas polisi geram.

Di bawah hukum Australia, menangguk keuntungan dari sebuah tindak kejahatan tergolong ilegal. Apalagi, jika tindak kejahatan itu dilakukan di negara lain. Perdana Menteri Australia, Tony Abbott bahkan menyatakan dengan jelas agar Corby tidak menerima bayaran itu.

Namun, menurut salah satu petinggi Channel Seven, Mike Willesee dari Bali, petugas AFP tidak akan menemukan bukti pembayaran untuk wawancara eksklusif Corby, karena memang belum ada transaksi itu. Willesee menyebut wawancara itu belum terjadi dan tidak ada kesepakatan apa pun dengan keluarga perempuan berusia 36 tahun tersebut.

Kasus wawancara eksklusif ini mengancam pembebasan berencana yang tengah dinikmati Corby. Di Jakarta dan Bali, sejumlah pejabat Indonesia
melontarkan ancaman akan mengembalikan Corby ke balik bui jika terbukti memberi wawancara eksklusif dengan menerima bayaran dari wawancara itu.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin bahkan menegaskan, wawancara Corby dan keluarganya harus sepengetahuan dan seizin balai pemasyarakatan (bapas).

"Kalau ada wawancara yang bentuknya tidak seizin Bapas itu mempunyai konsekuensi bahwa status dia (Corby) bisa kemudian dicabut," kata Amir Syamsuddin di kantornya, Jumat 28 Februari 2014.

Amir menegaskan, Kemenkumham tidak pernah mengizinkan Corby dan keluarganya untuk diwawancarai media, termasuk Channel Seven. "Siapa yang kasih izin? Bapas sudah saya pesankan harus dengan sepengetahuan saya," tegasnya.

Sejak awal telah mengingatkan Corby agar tidak melakukan perbuatan yang bisa mengembalikannya ke balik jeruji penjara. Sebab, selama menjalani masa pembebasan bersyarat, Corby harus menuruti semua aturan dan dilarang melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa meresahkan masyarakat.

Keluarga sudah membantah Corby melakukan wawancara khusus dengan Channel Seven. Kakak ipar Corby, Wayan Widiartha mengaku, stasiun televisi itu hanya mewawancarai istrinya, Mercedes. "Bukan Corby," kata Wayan kepada wartawan, Selasa 4 Maret 2014. Menurutnya, wawancara tersebut dilakukan tanpa ada imbalan sedikitpun.

Dia juga mengaku, wawancara itu dilakukan untuk menjaga nama baik almarhum ayah Mercedes dan Corby. Oleh karena itu, Wayan meminta kepada media untuk tidak terus-menerus membuntuti aktivitas Corby. "Corby sedang sakit," katanya

Bunuh diri

Belum selesai hingar-bingar pemberitaan soal wawancara khusus dan bayaran, Corby kembali jadi pemberitaan. Dia berusaha bunuh diri.

Adalah Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Hukum dan HAM Bali Sunar Agus yang mengungkapkan insiden ini. Bermula saat dia dan tiga petugas Balai Pemasyarakatan (Bapas) mengunjungi Corby di rumah kakak iparnya di kawasan Kuta, Senin malam, 3 Maret 2014.

"Dia mengambil pisau kecil dari dapur dan langsung menggoreskannya ke urat nadi di tangan. Mercedes dan petugas kami langsung cepat menghalangi," kata Sunar. Setengah jam kemudian, Corby berusaha bunuh diri lagi. 

Diduga, Corby stres karena terancam akan dikembalikan ke penjara setelah ulah nekatnya diwawancarai stasiun televisi asal Australia terungkap. "Untungnya bisa dicegah pihak keluarga," kata Sunar.

Sebetulnya, Sunar datang kesana untuk mengecek kebenaran wawancara kakak Corby, Mercedes dengan stasiun televisi Channel Seven asal Australia. Wawancara Mercedes itu disiarkan dalam program Sunday Night Channel Seven. Sunar melanjutkan, dari

hasil perbincangannya dengan Corby, perempuan asal Queensland itu mengaku stres lantaran terus dibuntuti oleh media. Setiap gerak-gerik Corby selalu diabadikan dan direportasekan awak media.

Dari pandangan Sunar, kondisi kejiwaan Corby tak stabil. "Dia sulit diajak komunikasi. Dia terus mengatakan bahwa dia stres karena media mengikuti dia terus," jelasnya. Sunar sendiri sudah melaporkan insiden ini ke Jakarta. (umi)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Gerindra Tagih Janji PDIP untuk Dukung Prabowo Jadi Capres

Posted: 04 Mar 2014 03:25 PM PST

VIVAnews - Partai Gerindra belum mau membuka secara gamblang isi perjanjian Batu Tulis dengan PDI Perjuangan pada 2009 lalu. Meski demikian, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, memastikan jika dukungan PDIP terhadap Prabowo Subianto sebagai calon Presiden 2014  terdapat dalam poin nomor 7 dari isi perjanjian tersebut.

"Perjanjian Batu Tulis itu berisi 7 butir. Sedangkan yang menyatakan bahwa PDIP akan mendukung pencalonan Prabowo sebagai Presiden pada 2014 ada di butir terakhir, butir nomor 7," kata Hashim di Solo, Selasa, 4 Maret 2014.

Sebagai salah satu konseptor perjanjian tersebut, Ia menyebutkan di dalam perjanjian itu tidak disebut hanya berlaku pada saat Pilpres 2009 lalu yang memasangkan Megawati dengan Prabowo. Namun perjanjian itu tetap berlangsung hingga Pilpres 2014 mendatang.

"Kalau perjanjian hanya berlaku pada 2009 itu tidak ada. Sudah jelas disebutkan bahwa perjanjian itu tetap berlangsung hingga 2014," kata adik kandung Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto itu.

Seperti diketahui bahwa salah satu poin dari perjanjian itu menyatakan dukungan PDIP terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2014.

Sebaliknya, pada 2009 lalu, Partai Gerindra mendukung penuh Megawati menjadi calon presiden dan menempatkan Prabowo sebagai calon wakil presiden.

Lebih lanjut dia mengungkapkan perjanjian Batu Tulis itu merupakan hasil negosiasi selama tiga hari antara PDIP dengan Partai Gerindra. Selain Hashim, perwakilan Partai Gerindra yang menjadi konseptor perjanjian tersebut adalah Fadli Zon.

"Saya itu melihat ketika perjanjian itu ditandatangani oleh Ibu Megawati. Saya juga tahu orang yang berdiri di dekat Ibu Mega merupakan tokoh PDIP yang namanya masuk dalam daftar kabinet  bayangan," ujarnya (eh)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Bursa kerja: Acha Septriasa Bicara Soal Pernikahan yang Tertunda cari kerja