Bursa kerja: "Momok" Coca Cola dan Tiket Gratis Indonesia ke Piala Dunia

Bursa kerja: "Momok" Coca Cola dan Tiket Gratis Indonesia ke Piala Dunia


"Momok" Coca Cola dan Tiket Gratis Indonesia ke Piala Dunia

Posted: 08 Oct 2014 03:11 PM PDT

Pengalaman unik Indonesia di Piala Asia U-19.

Timnas U-19 meretas asa menuju Piala Dunia U-20. (Nine Sport)

VIVAbola - Indonesia akan kembali bertarung pada Piala Asia U-19 yang digelar di Myanmar mulai 9 Oktober mendatang. Kali ini, Tim Merah Putih akan diwakili oleh Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan di bawah asuhan Indra Sjafri.

Di babak penyisihan, Timnas U-19 berada di grup B bersama Uzbekistan, Australia, dan Uni Emirat Arab. Target yang diusung Garuda Muda tidak mudah, yakni lolos ke Piala Dunia U-20 di Selandia Baru. Untuk itu, Indonesia paling tidak harus mampu melaju hingga ke babak semifinal Piala Asia U-19 Myanmar.

Di awal-awal Piala Asia U-19 bergulir, Indonesia beberapa kali mampu menorehkan tinta emas. Bahkan, pada 1961, pasukan Merah Putih di bawah asuhan Anthony Pogacnik, tampil sebagai juara bersama Myanmar.

Cerita unik juga sempat mewarnai perjalanan Indonesia pada turnamen ini. Tepatnya saat Piala Asia U-19 digelar di di Bangladesh, 1978.

Saat itu, Indonesia ditangani oleh pelatih lokal, Sutjipto 'Gareng' Suntoro. Salah seorang pemain yang tampil kala itu, Bambang Nurdiansyah bercerita, bahwa di babak penyisihan Indonesia berada di Grup A bersama Irak, Malaysia dan Yordania.

Di laga perdana, Indonesia sempat dibantai Irak 0-4, namun kembali bangkit dan mengalahkan Malaysia 2-0. Di laga terakhir, Indonesia menang atas Yordania 4-0. Dengan modal dua kemenangan, Indonesia lolos ke fase knock out dengan status runner up grup.

Di babak perempat final, Indonesia bertemu Korea Utara. Sayangnya, Indonesia kalah 0-2 dan gagal melaju ke babak semifinal.

Namun, di sinilah kisah unik Timnas Indonesia U-19 bermula. Meski akhirnya gagal melaju ke partai puncak, Indonesia tetap mendapat tiket menuju Piala Dunia U-20 yang digelar di Jepang. Padahal, sesuai regulasi, slot ini harusnya diisi finalis, yakni Irak dan Korea Selatan.

"Irak menolak karena unsur politis. Sebabnya, logo Coca Cola menempel di Piala Dunia U-20 saat itu. Coca Cola kan simbol Amerika Serikat dan mereka anti Amerika," kata Bambang saat dihubungi VIVAbola, Rabu, 8 Oktober 2014.

Penolakan Irak otomatis membuat satu slot tersisa. AFC lalu menawarkannya kepada Kuwait dan Korea Utara yang menempati peringkat 3 dan 4. Namun, kedua negara ini juga menolak kehadiran Coca Cola di PD U-20 dan memutuskan untuk tidak ikut ambil bagian sebagai solidaritas kepada negara-negara Timur Tengah.

Situasi ini membuat satu slot tersisa kembali ditawarkan ke kontestan perempatfinal, yakni Indonesia, Bahrain, Iran, dan Arab Saudi. "Namun, Iran, Bahrain, dan Arab Saudi, juga menolak kehadiran logo Coca Cola. Jadilah Indonesia lolos ke Piala Dunia usia muda di Jepang," beber Bambang.

Gagal Total di Piala Dunia 1979

Berbekal tiket "gratisan" di Piala Dunia U-20 1979, Indonesia tergabung di Grup B bersama Argentina, Polandia, dan Yugoslavia. Ketika itu, Argentina diperkuat oleh Diego Armando Maradona.

Di pertandingan pertama, Pasukan Merah Putih langsung berhadapan dengan Argentina. "Maradona waktu itu cetak 2 gol. Dan 3 gol lainnya diciptakan pemain lain. Kami kalah 0-5," jelas Banur --sapaan akrab Bambang Nurdiansyah.

Rapor Indonesia di Piala Dunia U-20 kian buruk. Pasalnya, pada 2 pertandingan selanjutnya, melawan Polandia dan Yugoslavia, Indonesia dibantai 0-6 serta 0-5.

"Lawannya beda kelas saat itu. Kami langsung angkat koper. Bukan karena permainan kami yang buruk, tapi memang lawannya beda kelas," ujarnya.

Piala Dunia 1979 adalah yang pertama dan terakhir bagi Indonesia. Hingga sekarang, Indonesia belum mampu lolos ke turnamen usia dini terbesar dunia yang sudah digelar sejak 1977 ini.

"Peluang Indonesia di Piala Asia U-19 kali ini sebenarnya 50-50. Kita punya peluang, meski terbilang berat. Kekuatan di Asia saat ini sangat merata. Asia Tenggara saja peta kekuatannya berimbang," jelas Bambang. (one)

© VIVAbola

BERITA TERKAIT

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Persib Incar Poin Penuh di Kandang Mitra Kukar

Posted: 08 Oct 2014 03:09 PM PDT

Saat ini Persib memuncaki Grup L babak 8 besar dengan raihan 3 poin.

Pemain Persib Bandung, Makan Kanote. (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)

VIVAbola – Statistik membuktikan Persib Bandung tak pernah mampu meraih poin di Stadion Aji Imbut, Kutai Kartanegara. Namun, Maung Bandung bertekad meraih kemenangan saat meladeni Mitra Kukar pada laga kedua Grup L babak 8 besar Indonesia Super League (ISL), Jumat 10 Oktober 2014.

Dalam 2 pertemuan sebelumnya, Persib selalu menelan kekalahan di Stadion Aji Imbut. Masing-masing 0-3 pada ISL musim 2011/2012 dan kalah 2-4 di ISL musim 2012/2013.

Menghadapi Mitra Kukar, Maung Bandung punya modal kepercayaan diri tinggi setelah di pertandingan pertama sukses menekuk tim sekota, Pelita Bandung Raya (PBR) di Stadion si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Senin 6 Oktober 2014.

"Saya gembira sekali karena Persib mampu melewati rintangan di pertandingan pertama. Apalagi selama ini PBR selalu menyulitkan. Semangat yang tinggi ini akan menjadi modal yang cukup penting di pertandingan kedua nanti," ucap Manajer Persib Umuh Muchtar.

Setelah mengantongi 3 angka penuh di laga pembuka 8 besar, Umuh menyatakan, bukan tidak mungkin target meraih 16 poin bisa diwujudkan. Menurutnya, raihan 16 poin bisa dikatakan sebagai titik aman agar dapat lolos ke semifinal.

"Targetnya lawan PBR dan Mitra Kukar bisa menang di kandang maupun tandang. Untuk lawan Persebaya, hasil imbang saat nanti main di Surabaya sudah cukup bagus dan harapannya kita bisa menang ketika main di Bandung," paparnya.

Dia menegaskan sepenuhnya memberikan kepercayaan soal urusan teknis kepada pelatih. Menurut dia siapapun pemain yang nantinya dimainkan di kandang Mitra Kukar merupakan hak dan wewenang penuh pelatih.

Karena itu, Umuh tak mempersoalkan jika Djadjang Nurdjaman kembali mencadangkan Coulibaly Djibril seperti saat PBR. Padahal ketika melawan PBR, Persib terlihat kesulitan membongkar pertahanan dan hanya mampu meraih kemenangan 1-0 meski lawan bermain dengan 10 pemain.

"Semua hal menyangkut urusan pertandingan adalah hak penuh pelatih. Siapapun pemain yang nanti dimainkan dan apapun strategi yang diterapkan harus didukung, sebab yang paling penting tim bisa meraih poin," paparnya.

© VIVAbola

BERITA TERKAIT

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Masalah Gaji Tak Pengaruhi Performa Persebaya

Posted: 08 Oct 2014 02:47 PM PDT

"Permainan anak-anak tidak menurun," kata RD.

Klub

Pemain Persebaya Surabaya, Pacho Kenmogne dan Greg Nwokolo. (Persebaya.co.id)

VIVAbola - Pelatih Persebaya Surabaya, Rahmad Darmawan, mengaku cukup puas dengan performa yang ditampilkan anak-anak asuhnya di babak 8 besar Liga Super Indonesia (ISL). Padahal, manajemen Persebaya diketahui masih menunggak gaji para pemainnya selama 2 bulan.

RD menilai permainan Greg Nwokolo cs tetap berada dalam level tertinggi. Kesimpulan itu diambil ketika Persebaya ditahan imbang Mitra Kukar, Senin 6 Oktober 2014 lalu.

"Permainan anak-anak tidak menurun. Saat lawan Mitra Kukar, penguasaan bola mereka bagus. Peluang juga lebih banyak," kata RD saat dihubungi, Rabu 8 Oktober 2014.

"Untuk masalah itu (gaji), memang seharusnya seimbang antara hak dan kewajiban. Saya bukan pelatih yang bisa baca isi hati para pemain. Tapi, kalau dari kacamata pelatih, mereka bermain sangat bagus," sambung dia.

Bajul Ijo akan melakoni pertandingan kedua di babak 8 besar dengan menghadapi Pelita Bandung Raya, Jumat 10 Oktober 2014 lusa. Jelang pertandingan ini, Persebaya masih belum bisa menggunakan jasa 2 pemain andalannya, Ricardo Salampessy dan Dedi Hartono.

"Posisi Dedi bisa diisi Manahati Lestusen atau Zaenal Haq. Begitu juga untuk Ricardo, sudah ada pemain yang menggantikan posisinya," jelas mantan juru taktik timnas U-23 ini.

Di atas kertas, Persebaya unggul dalam hal kualitas pemain ketimbang PBR. Tapi, RD enggan meremehkan kekuatan armada asuhan Dejan Antonic.

"Transisi permainan mereka bagus. Persib Bandung saja kesulitan menghadapi 10 pemain PBR. Mereka adalah tim yang sangat solid dan kompak," puji RD.

© VIVAbola

BERITA TERKAIT

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Bursa kerja: "Momok" Coca Cola dan Tiket Gratis Indonesia ke Piala Dunia cari kerja