Bursa kerja: Diancam Demo Besar-besaran, Ini Reaksi PM Thailand |
- Diancam Demo Besar-besaran, Ini Reaksi PM Thailand
- Tante Heny Sewa Kamar Golongan VIP
- PSSI Tak Berencana Naturalisasi Pemain Lagi
Diancam Demo Besar-besaran, Ini Reaksi PM Thailand Posted: 07 Dec 2013 03:01 PM PST VIVAnews - Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra, mengatakan pihaknya akan tetap membuka pintu dialog dengan pemimpin massa anti pemerintah, Suthep Thaugsuban, untuk mencari solusi dari krisis politik di negaranya. Namun, dia menegaskan dalam dialog itu tidak akan terbuka celah untuk bernegosiasi. Pernyataan tersebut dilansir harian Bangkok Post, ketika Yingluck menerima wawancara sekelompok media asing di kantor Perdana Menteri Sabtu, 7 Desember 2013. Yingluck menyebut pemerintahannya telah meminta pemimpin militer untuk menggelar dialog dengan Suthep. Namun, peran mereka hanya akan mendengarkan tuntutan massa anti pemerintah. Bukan untuk bermediasi, dan dialog itu bukan juga merupakan sebuah negosiasi. Pemerintahan Yingluck pun mengaku bingung, bagaimana cara yang tepat untuk memenuhi tuntutan massa yang menginginkan pembentukan Dewan Rakyat sebagai penggantinya. Menurut dia, tuntutan itu tidak dapat dilakukan. "Saya tidak tahu bagaimana kami dapat memenuhi permintaan para pengunjuk rasa. Karena itu tidak sesuai dengan konstitusi, tidak juga sesuai dengan demokrasi," kata dia. Yingluck mengaku tidak tahu bagaimana cara yang pas untuk mengatasi isu ini, karena tuntutan tersebut tidak akan dapat diterima secara internasional. Namun, dia tetap berharap dapat menemukan solusi yang dapat diterima oleh kedua pihak. Dalam kesempatan itu, Yingluck memastikan, tidak akan lagi mengajukan RUU Amnesti yang dikritik sebagai celah bagi mantan PM Thaksin Shinawatra agar dapat leluasa kembali ke Negeri Gajah Putih. "Apabila kami tidak konsisten terhadap pernyataan itu, maka rakyat tidak akan lagi menerima kami," kata Yingluck. Dia juga menepis kemungkinan kakaknya, Thaksin, akan kembali ke dunia politik Thailand. Menurutnya, sang kakak tidak ingin melanjutkan karier politiknya. "Dia pun berharap agar rakyat dapat melihat keadilan dan memastikan kami semua dapat bekerja sama mencari solusi jangka panjang bagi Thailand," imbuh Yingluck. Menghadapi unjuk rasa besar-besaran yang akan digelar Suthep pada Senin esok, Yingluck mengaku telah menyiapkan langkah antisipatif. "Kami akan berbuat yang terbaik untuk melindungi kantor Perdana Menteri dengan cara yang damai. Yang pasti, kami tidak akan menukar perlindungan kantor PM dengan pertumpahan darah," ujarnya. Oleh sebab itu, pada Sabtu ini, otoritas Thailand mulai membangun kembali barikade penghalang di sekitar gedung-gedung kunci demi menghadapi aksi demonstrasi Senin esok. Menurut Kepala Dewan Keamanan Nasional, Paradorn Pattnatabut, ribuan polisi akan kembali dikerahkan untuk menghadang para pengunjuk rasa. "Saya yakin bahwa tidak akan ada aksi kekerasan pada Senin esok," ujarnya. (one) This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
Tante Heny Sewa Kamar Golongan VIP Posted: 07 Dec 2013 02:35 PM PST VIVAnews - Wanita berusia 73 tahun, Heny Dewo Manopode alias Tante Heny menyewa sebuah kamar kos di Jalan MPR Raya No 22, Cilandak, Jakarta Selatan. Di tempat itu, dia tinggal sendiri. Kelima anaknya diketahui berada di luar kota. Berdasarkan keterangan dari pengelola kamar kos, Sri Ediyati, Tante Heny sudah dua tahun menyewa kamar nomor 16 tersebut. Kamar yang ditempati mendiang Tante Heny itu terbilang mewah. "Kamarnya berukuran 4 x 6 meter. Ada TV 21 inci, AC, tempat tidur sedang, water heater, dan lemari," ujar Sri. Dengan fasilitas demikian, Tante Heny harus membayar uang sewa kamar sebesar Rp5 juta per bulan. Diketahui rumah yang memiliki 21 kamar tersebut ternyata memiliki golongan kamar sesuai harga. Kamar disewakan mulai dari harga Rp2,5 juta, Rp3 juta, hingga Rp5 juta. Untuk keseluruhan fasilitas, para penghuni, termasuk Tante Heny, dapat menikmati sebuah kolam renang. Rumah kos tesebut juga dilengkapi dengan dapur, empat meja makan bundar, dan ruang penerima tamu yang dilengkapi televisi. Namun, di kamar kos mewah itulah, Tante Heny meregang nyawa. Suherman, pelaku pembunuhan menghabisi nyawa wanita itu di kamar tersebut. (one) This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
PSSI Tak Berencana Naturalisasi Pemain Lagi Posted: 07 Dec 2013 02:14 PM PST "Masih banyak bakat-bakat di Indonesia," kata La Nyalla. Salah satu pemain naturalisasi, Greg Nwokolo (VIVAbola/Anhar Rizki Affandi) VIVAbola - PSSI menegaskan bahwa tidak berencana untuk melakukan naturalisasi pemain lagi. Menurut Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Matalitti, pihaknya akan lebih fokus mencari bakat-bakat yang tersedia di Tanah Air.Timnas Indonesia kembali dilatih Alfred Riedl, menggantikan Jacksen F. Tiago yang kembali melatih Persipura Jayapura. Riedl sebelumnya pernah menukangi Tim Garuda pada Maret 2010 hingga Juli 2011. Masa kepelatihan Riedl kala itu sempat memakai pemain naturalisasi seperti Cristian Gonzales. Saat ini sendiri, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Raphael Maitimo, dan Diego Michiels merupakan nama-nama pemain naturalisasi yang kerap dipanggil membela Timnas Indonesia. "Kami tidak akan melakukan lagi naturalisasi. Kami tidak akan membiasakan hal tersebut. Masih banyak bakat-bakat di Indonesia," tegas La Nyalla kepada wartawan, Sabtu 7 November 2013. "Tidak ada rencana lagi, kami tidak butuh, sudah banyak pemain kita," sambung pria yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Tim Nasional ini. Dengan ditunjuknya Riedl sebagai pelatih Timnas senior Indonesia, La Nyalla berharap adanya peningkatan dalam prestasi internasional. Dia juga menambahkan, apa yang dilakukan PSSI saat ini adalah proses menjadikan sepakbola Indonesia lebih baik. "Dengan penunjukkan Riedl, kita berjalan menuju ke depan. Mudah-mudahan di semua level, Timnas menjadi tambah maju," tuturnya. Lihat berita menarik lainnya dengan mengklik tautan ini. This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. |
You are subscribed to email updates from VIVAnews To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |